Berita Klaten terbaru
Pernah Jebol saat Masa Penjajahan, Tanggul Sungai Birin di Klaten Jebol Lagi, Terjadi Banjir Parah
Peristiwa jebolnya tanggul sungai Birin itu merupakan kejadian kedua, setelah beberapa puluh tahun silam.Menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Pasu,
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Ratusan rumah di Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten terendam banjir akibat jebolnya tanggul anak sungai Birin, pada Kamis (4/2/2021) lalu.
Peristiwa jebolnya tanggul sungai Birin itu merupakan kejadian kedua, setelah beberapa puluh tahun silam.
Menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Pasu, Budi Hartono, kejadian pertama terjadi saat Indonesia masih masa penjajahan.
"Dulu pernah jebol. Menurut cerita orang tua saya kejadiannya sebelum Indonesia merdeka," Minggu (7/2/2021).
• Cerita 125 Warga Klaten Terdampak Sungai Birin Jebol, Ada yang Naik Atap Selamatkan Anak
• Klaten Bak Kota Mati, Malam Minggu di Alun-alun Sepi saat Gerakan Jateng di Rumah Saja
• Update Corona di Klaten saat Gerakan Jateng di Rumah Saja Hari Pertama, Tambah 70 Kasus Baru
• Protes Anak Kost di Klaten Soal Gerakan Jateng di Rumah Saja: Bikin Pola Makan Terganggu
Dan setelah sekian puluh tahun berlalu, tanggul tersebut kembali jebol hingga membuat warga panik.
Budi mengatakan, air sungai yang menggenangi pemukiman warga berlangsung bergitu cepat.
Hingga membuat warga panik, dan berlarian menyelamatkan diri.
"Ada warga kami yang naik ke atas genteng untuk menyelamatkan diri," ucapnya.
Ketinggian air saat terjadi banjir kemarin mencapai leher orang dewasa.
"Alhamdulillah, saat ini air sudah mulai surut, kini tinggal 10 sentimeter saja," ujarnya.

Tanggul yang jebol sepanjang 12 meter, yang membuat 125 warga di Dukuh Mawan di 3 RT.
"Yang terdampak 125 warga, di dukuh Mawan RT 6,7,8, kerugian ditaksir Rp 2 miliar dan dampak tanggul jebol ke 7 desa juga terendam," kata Budi.
"Dalam teknik mengungsi, warga telah ditempatkan di beberapa tempat, hal ini agar mencegah persebaran Covid-19," tambahnya
Selain itu, kawasan Desa Pasu itu juga menjadi langganan banjir ketika hujan datang.