Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen terbaru

Satu Alat Pendeteksi Dini Banjir di Sragen Rusak, Buat Sirine Mati saat Air Sungai Meluap

Kabupaten Sragen memiliki tiga alat pendeteksi dini atau Early Warning System (EWS) yang berfungsi sebagai penanda apabila sungai meluap. namu

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Agil Trisetiawan
ISTIMEWA
ilustrasi banjir 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM. SRAGEN – Kabupaten Sragen memiliki tiga alat pendeteksi dini atau Early Warning System (EWS) yang berfungsi sebagai penanda apabila sungai meluap.

Kasi Kegawatdaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Giyanto menjelaskan, tiga EWS terpasang di Sungai Mungkung, Sungai Garuda, dan Jembatan Sapen.

"EWS yang ada di Sungai Mungkung dan Jembatan Sapen bisa berbunyi saat terjadi banjir."

"Tapi untuk yang di Sungai Garuda, EWS sama sekali tidak berfungsi," tutur Giyanto, Minggu (14/2/2021).

Konsumsi Sabu, Seorang Warga Karanganyar dan 3 Orang Warga Sragen Diciduk Satnarkoba Polres Sragen

Resep Dokter Kejiwaan Disalahgunakan, 5 Pemuda di Sragen Beli Obat Terlarang Berkali-kali

Sopir Bus AKAP Ditemukan Tewas di Toilet Terminal Gemolong Sragen, Warga Teriak Minta Tolong

Diakuinya, EWS di Sungai Garuda sedang rusak, sehingga sirine tidak akan berbunyi saat air meluap.

Untuk itu, pihaknya telah menhubungi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

"Sudah dilaporkan bahwa EWS di Sungai Garuda bermasalah," terangnya.

Giyanto menambahkan, sirine EWS di Kali Mungkung dan di jembatan Sapen berfungsi.

"Sehingga warga sekitar bisa mengambil langkah antisipasi ketika sudah berbunyi," kata dia.

Terlebih, lanjutnya, saat ini masih musim penghujan dengan intensitas sedang sampai tinggi.

Banjir dan Longsor di Sragen

Tiga Kecamatan di Kabupaten Sragen terdampak banjir dan tanah longsor akibat hujan deras dengan intensitas tinggi.

Hujan yang mengguyur bumi Sukowati sejak Jumat sore itu menyebabkan puluhan rumah, sawah hingga jalan tergenang air dan mengakibatkan kemacetan.

"Pada Jumat pukul 14.00 WIB sebagian wilayah Sragen di guyur hujan sedang hingga lebat menyebabkan meluapnya air di berbagai wilayah Sragen," kata Kepala BPBD Kabupaten Sragen, Sugeng Priyono saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (13/2/2021).

Waspada! Begini Cara PNS Gadungan di Sragen Beraksi, hingga Bisa Rayu Korban Setor Uang Ratusan Juta

Berbekal Seragam Korpri, Pria Ini Jadi PNS Gadungan RSUD Sragen, Alhasil Kuras Korban Rp 113 Juta

Ketiga kecamatan yang terdampak ialah Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Kalijambe dan Kecamatan Miri.

Setidaknya ada 33 rumah di Kecamatan Karangmalang yang terkena banjir.

Banjir terjadi di Perum Bayangkara RT 46 dan RT 48, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen dengan ketinggian air mencapai ± 65 cm.

Penyebabnya ialah curah hujan dengan intensitas tinggi dan drainase yang sempit.

Akibatnya pemukiman di RT 46 sebanyak 30 rumah dengan 66 KK dan 264 Jiwa dan RT 48 sebanyak 3 Rumah dengan 3 KK / 10 jiwa terdampak.

Informasi terkini, Sugeng mengatakan air sudah mulai menurun sedikit demi sedikit sejak semalam.

Kecamatan terdampak banjir selanjutnya ialah Kecamatan Kalijambe di Dukuh Bapang RT 04, Desa Bapang akibat meluapnya Sungai Cemoro yang tidak bisa menampung debit air akibat curah hujan tinggi.

Setidaknya enam rumah dengan 6 KK dan 24 jiwa terdampak banjir ketinggian air kurang lebih 50 cm - 60 cm. Namun sudah berangsur surut pukul 01.00 WIB.

Banjir juga menyebabkan Jalan Raya Solo - Purwodadi di Dukuh Karangturi Desa Banaran Kecamatan Kalijambe tergenang air dengan ketinggian air mencapai 20-30 cm.

Sugeng mengatakan penyebab banjir ini ialah hujan deras di wilayah Kecamatan Kalijambe dan drainase yang sempit.

Banjir ini mengakibatkan arus lalu lintas terganggu dan motor mogok.

"Banjir juga dirasakan di Kecamatan Miri di Dukuh Kedung Winong RT 19, Desa Sunggingan dan Dukug Ledok RT 25, Desa Jeruk dengan ketinggian air kurang lebih 50 cm - 100 cm," kata Sugeng.

Akibatnya pemukiman di RT 25 sebanyak 11 Rumah dengan 10 KK / 40 jiwa dan RT 19 dengan 9 Rumah 10 KK / 50 jiwa terdampak. Kurang lebih 1.5 hektar sawah terendam air.

Sugeng mengatakan air sudah mulai surut pukul 02.30 WIB. Tak hanya banjir, tanah longsor juga terjadi di Dukuh Losari RT 07, Desa Girimargo, Miri.

Dari musibah tanah longsor dan banjir ini Sugeng mengatakan tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerusakan, hanya saja kerugian Rp 500 ribu.

Sejumlah 68 aparat dan relawan membantu dalam pengkondisian bencana alam ini dari BPBD Sragen, Camat Miri, Camat Kalijambe, TNI, Polri, SAR Himalawu, Satrio Anom Rescue, Perangkat Desa Brojol, Perangkat Desa Bukuran.

PMI Sragen, PSC 119 Sragen, Wong Salam, Relawan Sumberlawang Rescue, SAR Poldes dan warga masyarakat terdampak. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Hujan Deras Mengguyur Sragen, Puluhan Rumah dan Jalan Kebanjiran, Hingga Tanah Longsor

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved