Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Makam di Tepi Bengawan Solo Longsor

5 Fakta Makam Klodran : Jenazah Hanyut ke Kali Pepe, Ada yang Terlihat Bikin Merinding Pemancing

Longsornya makam di tepi Kali Pepe, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar menyita perhatian.

Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya Samodra
Jenazah di dalam kafan yang nampak mau terjatuh karena longsor di tepi Kali Pepe di TPU Dusun Bendungan, Desa Klodran, Kecamatan Klodran, Kabupaten Karanganyar, Senin (22/2/2021). 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Longsornya makam di tepi Kali Pepe, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar menyita perhatian.

Tidak hanya membuat ambrol sehingga nisa porak-poranda, tetapi juga 10 jenazah hanyut terbawa arus.

Bahkan ada sejumlah jenazah yang terlihat di antara lereng mengingat hanya sebagian yang terkena longsor.

Berikut fakta-fakta longsornya makam yang biasa orang menengelnya TPU Bendungan :

1. Nisan Ambrol dan Jenazah Terbawa Arus

Jenazah yang terkubur dan masih terbalut kain kafan juga ikut terbawa arus.

Juru Kunci TPU Dusun Bendungan, Endang Anggoro Bangun mengatakan, peristiwa tersebut sudah terjadi sejak tahun 2018.

Baca juga: Empat Hari Pencarian, Pelajar yang Hanyut di Sungai di Kendal Ditemukan di Pantai Morodemak Demak

Baca juga: Kronologi Empat Rumah di Tangkil Sragen Nyaris Hanyut, Gegara Tanah Longsor

"Jenazah yang ikut terbawa arus sungai ada 10. Itu sudah termasuk tambahan 1 pada Sabtu kemarin," kata Endang kepada TribunSolo.com, Senin (22/2/2021).

Endang menduga hanyutnya makam beserta isinya tersebut lantaran minimnya tanaman penyangga di pinggir anak Sungai Kali Pepe. 

Air hujan yang masuk ke tanah minim yang meyerap, sehingga tanah menjadi rawan longsor. 

Dulunya, sekitar makam banyak ditumbuhi pohon bambu untuk menyangga tanah. 

Namun beberapa pohon tersebut hilang lantaran tanah disekitarnya dikeruk untuk program normalisasi pinggir anak Sungai Kali Pepe. 

"Pohon bambu banyak yang tanah sekitarnya dikeruk, jadi membuat tanahnya tidak kuat," tutur Endang. 

Baca juga: Sulardi Warga Jaten Ditemukan : Terjungkal & Hanyut di Bengawan, Istri & Anak Ditinggal Selamanya

Dari pantauan TribunSolo.com, pohon bambu begitu minim di kawasan TPU Dusun Bendungan pinggir anak Sungai Kali Pepe. 

Beberapa pecahan makam yang jatuh akibat tanah longsor masih berserakan di kawasan tersebut. 

Adapun beberapa makam juga hampir jatuh karena tanah penyangganya terkikis. 

Program normalisasi tersebut, sambung Endang, hanya selesai di belakang rumahnya. 

Awalnya, program tersebut sampai kawasan bendungan lama yang jaraknya kurang lebih 300 meter dari TPU Dusun Bendungan. 

Endang mengaku tidak tahu menahu alasan normalisasi tersebut tidak sampai ke kawasan tersebut.

2. Kejadian Berulang Beberapa Kali

Makam yang hanyut terbawa arus Kali Pepe bukan hanya sekali ini. 

Namun, makam cikal bakal Dusun Bendungan juga turut hanyut.

Hal tersebut diungkapkan Juru Kunci TPU Dusun Bendungan, Endang Anggoro Bangun.

"Di TPU itu kan ada makam cikal bakal Dusun Bendungan. Itu juga sudah hanyut," kata Endang kepada TribunSolo.com, Senin (22/2/2021).

Pohon bendo yang tumbuh memayungi kawasan sekitar makam cikal bakal Dusun Bendungan turut roboh. 

Baca juga: Antisipasi Longsor Susulan di Makam Klodran, Bupati Karanganyar Buatkan Talut dari Bambu

Baca juga: Makam di Klodran Longsor 10 Jenazah Raib, Bupati Karanganyar ke Lokasi,Rogoh Uang Pribadi Buat Talud

Tanah sekitar pohon amblas atau longsor akibat tak kuasa menahan beban air hujan yang meresap. 

Dari pantauan TribunSolo.com, pohon bendo tersebut memang roboh dan berada di pinggir anak sungai Kali Pepe. 

Akar-akar pohon masih tampak. Batang pohon tampak ditumbuhi sejumlah tanaman benalu.

"Pohonnya sudah tumbang ke sungai," ucap Endang.

3. Berbondong-bondong Pindah

Keluarga pemilik makam harus merogoh kocek dalam-dalam. 

Itu untuk memindahkan makam keluarga karena tanah disekitarnya hampir amblas. 

Sardi, misalnya, ia harus merogoh kocek hampir Rp 15 juta untuk memindahkan makam keluarganya. 

"Saya untuk memindahkan makam keluarga saya sampai Rp 12,5 juta," kata Sardi kepada TribunSolo.com, Senin (22/2/2021).

Biaya sebesar itu, sambung Sardi, digunakan untuk memindahkan lima makam keluarganya. 

"Itu terdiri dari ayah mertua, ibu mertua, kakak, dan dua adik saya," ucapnya. 

Awalnya, keluarga Sardi kaget ketika mendapat kabar makam keluarganya hampir jatuh ke pinggir anak sungai Kali Pepe. 

Mereka kemudian buru-buru mencari penyedia jasa pemindahan makam dan berhasil. 

Makam lima anggota keluarga Sardi kemudian dipindah di sisi timur TPU Dusun Bendungan. 

"Itu dikerjakan selama satu hari dengan 4 orang tenaga," ujarnya.

4. Jenazah Terlihat Menggantung

Longsornya tanah makam membuat bulu kuduk merinding.

Ya, tak hanya membuat sejumlah nisan di TPU tersebut rusak dan jenazah yang dimakamkan ikut hanyut terbawa aliran anak sungai Bengawan Solo.

Terhitung sampai sekarang, sebanyak 10 jenazah hanyut dan 25 makam direlokasi.

Sementara ada sisa-sisa longsor yang belum sepenuhnya terbawa arus sungai, ternyata membuat sebagian jenazah di dalam kafan terlihat.

Ada sejumlah titik tepat di pinggir sungai yang membuat orang melihatnya ngeri.

Dari pantauan TribunSolo.com, beberapa makam tampak hampir jatuh ke pinggir anak sungai Kali Pepe.

Bila menilik dari pinggir anak sungai Kali Pepe, beberapa kain kafan yang dikebumikan di makam tersebut tampak keluar.

Bahkan ada pemancing yang biasanya mencari ikan di kawasan anak sungai Bengawan Solo itu, merinding melihat penampakan kain kafan bergelantungan.

Juru Kunci TPU Bendungan, Endang Anggoro Bangun mengatakan ada kurang lebih 5 makam yang hampir jatuh.

"Sebelah barat ada 1 makam, dan sebelah timur ada 4 makam," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (22/2/2021).

Beberapa makam tersebut, sambung Endang, keluarganya belum bisa memindahkannya.

Itu lantaran mereka terbentur biaya pemindahan makam yang terlampau tidak ramah di kantong.

"Nanti saya berkoordinasi dengan bapak lurah bagaimana untuk pemindahannya, kita upayakan gotong royong swadaya," ujarnya.

5. Dintinjau Bupati Langsung

Kabar longsornya makam yang membuat sejumlah jenazah hanyut di Kali Pepe, langsung menggerakkan kaki Bupati Karanganyar, Juliyatmono.

Hanya hitungan jam sejak membaca kabar yang diberitakan pertama kali oleh TribunSolo.com, orang nomor satu di Bumi Intanpari lantas mengecek lokasi.

Juliyatmono tampak mendatangi makam yang longsor di TPU Dusun Bendungan, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu.

Bupati Juliyatmono langsung menuju Tanah TPU Dusun Bendungan, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Senin (22/2/2021).
Bupati Juliyatmono langsung menuju Tanah TPU Dusun Bendungan, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Senin (22/2/2021). (TribunSolo.com/Muhammad Irfan)

Terlebih dia menyelekan waktunya setelah mengikuti Musyawarah Daerah Partai Golkar Karanganyar di Colomadu, Senin (22/2/2021).

Bersama kepala desa dan camat setempat, Juliyatmono menginstruksikan agar segera dibuatkan pembatas alias talud.

"Saya instruksikan agar dibuatkan talud sementara," katanya kepada TribunSolo.com.

Dirinya menegaskan akan mengucurkan dana pribadi guna menambal sejumlah tanah yang berpotensi longsor semakin besar.

"Nanti saya gunakan dana pribadi," ujarnya.

"Kalau hanya untuk membangun talud dari bambu itu cukuplah," terangnya.

Kedepannya Juliyatmono akan berkoodinasi dengan Pemkot Solo dan Pemda Jawa Tengah terkait anggaran pembangunan talud permanen.

"Nanti kita koordinasikan, karena ini ada di berbagai wilayah," jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved