Mitos atau Fakta, Virus Corona Bisa Menempel di Baju hingga 3 Hari, Ini Penjelasannya
Sejumlah ahli menyarankan agar pakaian yang dikenakan di luar rumah ditaruh dalam wadah terpisah. Apalagi untuk pakaian yang dikenakan oleh tenaga kes
TRIBUNSOLO.COM - Pandemi virus corona yang terjadi di Indonesia, membuat masyarakat merubah kebiasaan hidup.
Bahkan, masyarakat diwajibkan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, agar terhindar dari penularan virus Covid-19.
Namun, sejak adanya pandemi Covid-19 ini, berbagai teori konspirasi soal virus corona muncul.
Lalu bagaimana dengan virus corona dapat bertahan di baju selama tiga hari?
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Sabtu 27 Februari 2021: Aldebaran Buat Papa Surya Ketakutan
Baca juga: Tak Terekspos, Aktris Cantik Ini Diam-diam Sudah Cerai dan Nikah Lagi, Suaminya Tak Segan Cuci Baju
Baca juga: Daftar Saldo Minimal Tabungan di Bank BNI, BRI, BTN dan Mandiri, Simak Rinciannya
Baca juga: Perintah Gibran Langsung Dilaksanakan, Hari Ini Vaksinasi Pedagang Pasar Tradisional Solo Dimulai
Sejumlah ahli menyarankan agar pakaian yang dikenakan di luar rumah ditaruh dalam wadah terpisah.
Apalagi untuk pakaian yang dikenakan oleh tenaga kesehatan saat bertugas -atau pekerjaan berisiko tinggi lainnya.
Selain itu, pakaian juga disarankan untuk direndam air hangat dan deterjen sebelum dicuci.
Alasannya karena pakaian yang dikenakan di luar rumah tergolong infeksius (berpotensi menyebarkan virus).
Oleh karenanya, virus harus 'dimatikan' terlebih dahulu.

Namun penelitian baru menemukan, virus corona dapat bertahan di kain seperti baju daln lainnya, selama tiga hari.
Peneliti dari De Montfort University di Leicester, Inggris menemukan, virus paling lama bertahan di kain yang terbuat dari polyester, yakni sekitar 72 jam.
Sedangkan untuk kain yang terbuat dari bahan katun, virus bertahan selama satu hari alias 24 jam.
Lalu, untuk kain dari bahan hyget (campuran katun dan polyester), virus bisa bertahan selama enam jam.
Menurut ahli mikrobiologi dan penulis penelitian Dr. Katie Laird, temuan ini bisa menjadi tanda bahaya bagi tenaga kesehatan karena mereka sering bertemu pasien.
"Jika pakaian tenaga kesehatan tidak sering dicuci, pakaian dapat menularkan virus dari satu pasien ke pasien lain," kata Dr. Laird seperti dikutip New York Post.