Berita Sukoharjo
Apa Sebenarnya Cairan Mirip Darah yang Keluar dari Tanah di Tawangsari Sukoharjo? BPBD Ikut Pantau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo langsung meninjau lokasi tanah berdarah di Tawangsari, Sukoharjo, Kamis (4/3/2021).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo langsung meninjau lokasi tanah yang mengeluarkan cairan mirip darah, Kamis (4/3/2021).
Tanah yang mengeluarkan cairan mirip darah itu muncul di tanah milik Waluyo, di Dukuh Sentul RT 3/5, Desa Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo pada Rabu (3/3/2021).
Tim langsung melakukan pemeriksaan dilokasi munculnya cairan berwarna merah itu.
Baca juga: Sehari Sebelum Peristiwa Tanah Berdarah, Desa Pundungrejo Sukoharjo Sempat Dibanjiri Hujan Es
Baca juga: Bikin Merinding Warga, di Sukoharjo Muncul Fenomena Tanah Keluarkan Cairan Merah Mirip Darah Segar
Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan, hingga sore ini kondisi tanah masih stabil.
"Belum ada hal yang menonjol, seperti adanya rekahan tanah maupun hal-hal yang membahayakan lainnya," kata dia.
Saat kondisi dilahan tanah itu terkendali, dan tidak menunjukan tanda-tanda alam lainnya.
Cairan merah tersebut juga sudah tidak keluar dari dalam tanah lagi.
Kendati demikian, BPBD belum dapat menyimpulkan fenomena langka tersebut.
Baca juga: Tanah Rawan Longsor, 25 Makam di Klodran Karanganyar Dipindah: Ada yang Belum, Terkendala Biaya
"Untuk penyebabnya kami belum mengetahui," ucapnya.
"Mungkin butuh penelitian tentang kondisi tanahnya," tandasnya.
Kata Ahli Geologi Soal Tanah "Berdarah" di Tawangsari
Cairan merah seperti darah keluar dari tanah menggerkan warga Dukuh Sentul RT 3 RW 5, Desa Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Rabu (3/3/2021).
Menurut ahli Geologi dari UGM, Eko Haryono, cairan yang keluar itu mirip seperti cairan pewarna.
Ditambah, dengan ciri-ciri air yang tidak berbau, tidak lengket, dan encer.
Baca juga: Bikin Merinding Warga, di Sukoharjo Muncul Fenomena Tanah Keluarkan Cairan Merah Mirip Darah Segar
Baca juga: Kesaksian Warga soal Munculnya Cairan Merah Mirip Darah Segar di Sukoharjo : Encer, Tak Bau Amis
"Ya, itu ciri-cirinya seperti pewarna," katanya, Kamis (4/3/2021).
Eko menjelaskan, peneliti Geologi biasa menggunakan pewarna untuk mengidentifikasi sungai bawa tanah.
Pewarna akan dimasukan dari luweng atau ujung sungai, dan akan dibiarkan mengalir mengikuti arus.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui arah dan aliran sungai bawa tanah yang diteliti.
"Namun kejadian di Tawangsari itu keluarnya dipermukaan tanah, ini masih menjadi pertanyaaan. Kalau ada yang melakukan penelitian, harusnya air merah itu keluarnya di sungai," jelasnya.
Terkait fenomena langka itu, dia mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut.
Baik dari kondisi dilingkungan sekitarnya, atau ada unsur kesengajaan.
Baca juga: Fenomena Desa Miliarder Ternyata Juga Terjadi di Kuningan, Warga Borong 300 Kendaraan Baru
"Kalau disekitar sana ada pabrik, atau aktivitas masyarakat yang menggunakan pewarna, itu mungkin bisa terjadi," kata dia.
"Atau ada seseorang yang menanam bubuk pewarna, sehingga saat hujan kemasan bocor dan memunculkan warna merah itu," terangnya.
Terpisah, Sekretaris Desa (Sekdes) Pundungrejo, Sutardi, lingkungan dari tanah yang berdarah itu jauh dari pabrik.
"Kalau aktivitas masyarakat yang menggunakan pewarna, setau saya tidak ada," kata dia.
"Apalagi sekililingnya itu sudah ada kebon, dan hutan," tandasnya.
Bikin Merinding Warga
Fenomena alam berupa munculnya cairan berwarna merah menyerupai darah menggemparkan warga.
Kejadian ini menyita perhatian warga di tanah milik Waluyo, di Dukuh Sentul RT 3 RW 5, Desa Pundungrejo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
Tanah kosong itu tiba-tiba memunculkan cairan layaknya darah.
Tak hanya membuat warga sekitar gempar, tetapi bikin bulu kuduk merinding karena ketakutan terhadap fenomena aneh itu.
Salah satunya warga sekitar, Marimo.
Baca juga: Aktris Louise Anastasya Melahirkan Anak Pertama, Saat Hamil Rutin Disuntik karena Alami Darah Kental
Baca juga: Kemarin di Sukoharjo dan Tawangmangu, Kini Jogja Dibanjiri Hujan Es Cukup Besar, Fenomena Apa?
Dia mengungkapkan, kejadian tanah berdarah itu terjadi sekira pada Rabu (3/3/2021) pada pukul 14.30 WIB
"Awalnya sekira jam 13.00 WIB itu hujan deras, lalu sempat reda sekira jam 14.30 WIB, terus muncul cairan merah itu," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Kamis (4/3/2021).
Melihat kejadian itu, sejumlah warga berbondong-bondong langsung mendatangi lokasi tanah berdarah tersebut.
Dia menuturkan, pada awalnya, air berwarna merah itu muncul cukup deras.
"Mirip darah segar, seperti saat keluar dari tubuh hewan jika disembelih," akunya.
Derasnya air berwarna merah itu bahkan hingga mengalir ke saluran air disekitar pekarangan kosong tersebut.
Namun, lama kelamaan, air berwarna merah yang keluar semakin sedikit dan kemudian tidak muncul lagi.
"Setelah itu turun hujan lagi. Lalu sekira pukul 17.00 WIB, sudah tidak keluar lagi hingga pagi ini," jelasnya.
Marimo mengaku merinding saat melihat air berwarna merah pekat itu keluar.
"Saya tidak berani mendekat, saya merinding melihat air itu," ucapnya.
Tak hanya Marimo, Sekretaris Desa (Sekdes) Pundungrejo, Sutardi juga merinding saat melihat air merah itu.
Baca juga: Insiden Mengerikan di Depan Bandara Solo : RX King Hantam Mobilio, Pengendara Bersimbah Darah
Baca juga: Fenomena Ikatan Cinta dan Arya Saloka Ternyata Sudah Diprediksi Mbak You 2020: Ada yang Akan Booming
"Kami mendapatkan laporan dari pak RT setempat, kemudian saya datang," kata dia.
"Itu saya tidak berani begitu dekat, karena saya juga ngeri," imbuhnya.
Dia menuturkan peristiwa tanah berdarah itu baru kali pertama terjadi di desanya.
"Ya semoga hanya fenomena alam biasa, bukan pertanda ada hal buruk lainnya," aku dia.
Hujan Es di Sukoharjo
Fenomena hujan es terjadi di Desa Lorog, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (2/3/2021).
Menurut salah seorang warga setempat Nur fadly (26), sebelum hujan es terjadi, kawasan tempatnya bekerja sempat terjadi hujan lebat.
"Sekira jam 13.00 WIB itu turun hujan. Langsung deras, dan tidak disertai angin," kata dia.
Selang 30 menit hujan deras turun, dia mendengar atapnya seperti dilempari batu kerikil.
"Disinikan atapnya dari Gavalum semua, jadi suaranya keras, seperti dilempar batu krikil. Klotak-klotak gitu," ucapnya.
Baca juga: Rentetan Kesadisan Henry Taryatmo hingga Divonis Hukuman Mati: Bercak Darah Jadi Bukti Kekejiannya
Baca juga: Ini Kriteria Pasien Diabetes yang Boleh Divaksin Covid-19, Bagaimana Bila Gula Darah 300-400 mg/d?
Saat diperiksa, ternyata bunyi tersebut disebabkan hujan es yang mengenai atapnya.
Jika dilihat secara kasat mata, tak nampak terjadi hujan ea. Karena saat itu hujan turun cukup deras.
Peristiwa itu sempat ia rekam melalui ponsel miliknya.
"Esnya gak begitu besar. Besarnya sekelereng gitu, sekuku jari," terangnya.
Kendati demikian, hujan es itu tak berlangsung lama. Menurutnya, kejadian itu hanya terjadi sekita satu menit saja.
Meski sempat diguyur hujan es, namun tak nampak ada kerusakan bangunan yang ditimbulkan.
"Setau saya, fenomena hujan es ini baru pertama terjadi," pungkasnya. (*)