Pilunya Pria Solo Ini, Gowes Sendirian ke Karangpadan Sejauh 27 Km, Pulang-pulang Jadi Jenazah
Namun saat di perjalanan dan hampir mendekati Pasar Karangpandan, tiba-tiba almarhum terjatuh dari sepeda.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Nasib pilu dialami warga Kota Solo pasca gowes sendirian ke perbukitan lereng Lawu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Ya, dia adalah Djoni Aswinda (50) warga Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres.
Takdirnya tak bisa ditolak, setelah gowes sepanjang kurang lebih sejauh 27 kilometer, ternyata umurnya harus disudahi.
Dia dinyatakan meninggal setelah terjatuh dan tak sadarkan diri pukul 08.30 WIB.
Menurut salah seorang rekannya, Samadi (41), almarhum berangkat bersepeda sendirian.
Baca juga: Kesaksian Kapolresta Solo, Setelah Sehari Disuntik Vaksin Covid-19 : Tidur Nyenyak, Pagi Sudah Gowes
Baca juga: Tak Gunakan Masker dengan Benar, Goweser Ini Terjaring Razia Masker di Kartasura Sukoharjo
Dia sempat berpapasan di jalan atau tepatnya di Tugu Ngipik, Dusun Pawang, Desa Gayamdompo, Kecamatan Karangpandan.
"Kami saat itu bertemu dan melihat kondisinya masih tampak bugar karena bisa bersepeda sejauh itu," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
Saat itu mereka hendak bersepeda hingga Pasar Karangpandan.
Namun saat di perjalanan dan hampir mendekati pasar, tiba-tiba almarhum terjatuh dari sepeda.
"Setelah terjatuh kami minta tolong warga," ujarnya.
"Saya sempat menahan rahangnya supaya tidak mengigit lidah agar masih bisa bernafas," jelasnya.
Tak lama pertolongan relawan pun tiba, dan dibantu ambulans almarhum dibawa ke Puskesmas Karangpandan.
"Selama di ambulans saya lihat masih bisa bernafas," terangnya.
Menurut perawat jaga di Puskesmas Karangpandan, Wangsid, almarhum terlihat sempat bernapas saat diturunkan dari mobil ambulans.
Namun begitu dipindahkan ke ranjang pasien, kondisi sudah berubah.
"Kami sempat melakukan resusitasi jantung dengan menekan dada yang bersangkutan," jelasnya.
Selain itu, Wangsid juga sempat mengecek pembuluh nadi di leher dan pupil matanya namun tidak ada respon.
Baca juga: Ungkap Niat Gowes di Usia 90 Tahun, Hotman Paris Sindir Orang yang Pamer Sepeda Mahal saat Corona
Baca juga: Demi Kebutuhan Foto, Para Goweser Rela Turun ke Sungai Bendungan Colo, Padahal Berbahaya
"Saya lihat pupil matanya tidak ada respon," tuturnya.
Wangsid menduga bahwa almarhum bersepeda dalam kondisi kelelahan.
"Performa almarhum saat bersepeda sudah sangat drop, sehingga serangan jantung sangat mudah terjadi," ujarnya.
Dirinya juga mengimbau kepada para pesepeda untuk lebih sadar dan selalu mengecek kondisi performa badan.
"Jangan dipaksa kalau sedang lelah," kata dia.
Hingga akhirnya Djoni nyatakan tidak bernyawa dan dibawa kembali ke Solo.
"Langsung dibawa pulang setelah dinyatakan meninggal dunia," akunya. (*)