Tanjakan Cae Makan Korban, Warga Sekitar Gelar Doa Bersama, Ungkap Kondisi Ngeri Lokasi Kecelakaan
Sebab, kata warga, kalau ada korban yang meninggal di Tanjakan Cae, biasanya suka ada hal-hal yang tidak diinginkan.
"Diperkirakan turunan di sini panjangnya sekitar dua kilometer," ucapnya.
Terkait minimnya rambu lalu lintas di jalur tersebut, kata Dede, pihaknya sudah mengusulkan ke pihak terkait untuk memasang rambu yang lengkap untuk meminimalisasi kecelakaan.
"Marka jalan di sini sangat kurang, penerangan lampu jalan juga sangat kurang. Makanya kalau malam terkesan sangat menyeramkan," ucap Dede.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Wado, Maman Mansyur, menambahkan, tujuan utama doa bersama tersebut memang untuk mendoakan para korban kecelakaan maut beberapa hari lalu.
"Kemudian yang kedua, kami meminta kepada Allah agar senantiasa semua kendaraan yang lewat jalur Wado-Malangbong dilindungi dan diselamatkan oleh Allah SWT," kata Maman.
Ngerinya Tanjakan Cae
Tanjakan Cae di Kecamatan Wado, Sumedang, Jawa Barat, menjadi salah satu titik yang kerap memakan korban.
Terbaru, kecelakaan bus kembali terjadi di tanjakan tersebut.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Bus Masuk Jurang di Sumedang, Korban Tewas Bertambah Jadi 27 Orang
Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Bus Ziarah Siswa SMP Masuk Jurang: Sempat Mencium Bau Sangit
Kali ini rombongan bus para peziarah dan tur siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang masuk ke jurang sedalam lebih dari lima meter pada Rabu (10/3/2021) sekitar pukul 18.30 WIB.
Korban meninggal diketahui sebanyak 27 orang.
Diketahui, para peziarah tersebut dalam perjalanan pulang dari Pamijahan, Tasikmalaya.
Jika dilalui dari arah Tasikmalaya menuju Wado, maka jalannya menurun. Dalam kondisi jalanan menurun ini, pengendara harus hati-hati.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengakui bahwa lokasi kecelakaan bus masuk jurang yakni di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, memang rawan kecelakaan.
"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," katanya.
Tercatat, Pada tahun 1980 silam di tempat yang sama pernah terjadi kecelakaan yang melibatkan group kesenian calung dan menelan korban jiwa.