Berita Solo Terbaru
Cerita Sriyanto Tergilas Zaman : Dulu Raja Servis Lampu Blitz di Solo, Kini Tak ada Lagi yang Datang
Tak semua orang beruntung dengan perubahan zaman. Salah satunya Sriyanto, penyedia service blitz dan kamera di pinggir jalan Kota Solo.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Aji Bramastra
Skill mereparasi kamera didapat Sriyanto, karena awalnya dia senang iseng bongkar pasang barang.
Sriyatno sebelumya pernah bekerja di Pasar Klewer pada tahun 1987.
Ia bahkan pernah bergabung di Srimulat, menjadi penata dekorasi panggung.
Pada tahun 1989 ia memutuskan untuk kembali ke Solo, dan menekuni sendiri hobi bongkar pasangnya dan mencoba untuk membuka servis arloji.
"Saya buka di Klewer di tahun 1989 dulu sama seperti ini (menggunakan meja dan almari kecil yang ia bawa)," jelasnya.
"Terus kebetulan saya jualan depan tukang foto," kata dia membeberkan.
Siapa sangka ketika Sriyatno berjualan di depan toko foto ternyata menjadi peluang bisnis baginya.
"Nah pas jualan di depan tukang foto, ada masa si kameranya ini rusak, jadi kesempatan memperbaikinya," tuturnya.
Dengan demikian, dirinya bisa lebih mengulik kemampuan nya dalam bidang reparasi.
Bahkan saat itu dia hanya memiliki modal beberapa onderdil sehingga bisa memperbaiki kamera.
Ketika itu, tak banyak orang punya skill seperti Sriyatno.
Maka, masa itu menjadi masa kejayaan baginya.
Dari jasa servis blitz dan kamera, omzet-nya lebih dari cukup.
"Pada tahun itu (1992) pendapatan perhari bisa sampai Rp 450 -500 ribu. kalo sepi Rp 150 ribu kurang lebih," aku dia.
Bisa dibayangkan berapa cuan yang dia dapat, mengingat nilai uang Rp 100 ribu di masa itu sungguhlah besar.