Berita Solo Terbaru
Waspada Varian Baru Corona B117, Imigrasi Pantau 191 Warga Negara Asing di Kota Solo
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta ikut melakukan pengawasan dan antisipasi masuknya varian baru virus corona B117 ke Indonesia.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta ikut melakukan pengawasan dan antisipasi masuknya varian baru virus corona B117 ke Indonesia.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Surakarta, Dwi Anindita Hari Wibowo mengatakan, selama awal pandemi corona sampai saat ini, Imigrasi terus ikut menekan dan melakukan pengawasan.
Terlebih, beberapa waktu lalu ada kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Brebes yang ternyata membawa varian baru virus corona B117.
Baca juga: Ada 10 Pegawai Pengadilan Agama Kena Corona, Dinkes Klaten Mengaku Tak Dapat Laporan Resmi
Baca juga: Dampak 9 Pegawai Pengadilan Agama Klaten Positif Corona, Sidang Cerai Ditunda 2 Hari
Berdasarkan hal tersebut, mereka juga melakukan pengawasan pada Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Solo.
Saat ini diketahui ada 191 WNA yang tinggal di Kota Solo.
"Kami melakukan pengawasan untuk memantau dan mengantisipasi," papar dia, Kamis (18/2/2021).
Pengawasan pada WNA yang masuk ke Solo juga dilakukan pada anggota keluarga mereka.
"Bukan hanya WNA, tapi warga Solo yang memiliki keluarga orang asing atau imigran juga kami pantau," papar dia.
Baca juga: Bermula Guru Sedang Batuk Pilek Memaksa ke Sekolah, 20 Orang dari Kepsek hingga Siswa Positif Corona
WNA yang tinggal di Solo ada yang datang sebagai pelajar, ada yang datang menemui keluarganya.
"Dalam melakukan pengawasan kami juga berkoordinasi dengan berbagai elemen masyarakat dan instansi lainnya," papar dia.
Selain pengawasan dan antisipasi corona, Imigrasi juga mengawasi terkait regulasi seperti izin tinggal dan lain sebagainya.
Dwi menjelaskan, sampai saat ini sudah ada 7-9 orang WNA yang dideportasi.
“Karena overstay dan terbukti melakukan penyalahgunaan izin tinggal yang diberikan,” kata dia.
Corona Bisa Bertahan Berapa Lama di Baju?
Pandemi virus corona yang terjadi di Indonesia, membuat masyarakat merubah kebiasaan hidup.
Bahkan, masyarakat diwajibkan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, agar terhindar dari penularan virus Covid-19.
Namun, sejak adanya pandemi Covid-19 ini, berbagai teori konspirasi soal virus corona muncul.
Lalu bagaimana dengan virus corona dapat bertahan di baju selama tiga hari?
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Sabtu 27 Februari 2021: Aldebaran Buat Papa Surya Ketakutan
Baca juga: Tak Terekspos, Aktris Cantik Ini Diam-diam Sudah Cerai dan Nikah Lagi, Suaminya Tak Segan Cuci Baju
Baca juga: Daftar Saldo Minimal Tabungan di Bank BNI, BRI, BTN dan Mandiri, Simak Rinciannya
Baca juga: Perintah Gibran Langsung Dilaksanakan, Hari Ini Vaksinasi Pedagang Pasar Tradisional Solo Dimulai
Sejumlah ahli menyarankan agar pakaian yang dikenakan di luar rumah ditaruh dalam wadah terpisah.
Apalagi untuk pakaian yang dikenakan oleh tenaga kesehatan saat bertugas -atau pekerjaan berisiko tinggi lainnya.
Selain itu, pakaian juga disarankan untuk direndam air hangat dan deterjen sebelum dicuci.
Alasannya karena pakaian yang dikenakan di luar rumah tergolong infeksius (berpotensi menyebarkan virus).
Oleh karenanya, virus harus 'dimatikan' terlebih dahulu.

Namun penelitian baru menemukan, virus corona dapat bertahan di kain seperti baju daln lainnya, selama tiga hari.
Peneliti dari De Montfort University di Leicester, Inggris menemukan, virus paling lama bertahan di kain yang terbuat dari polyester, yakni sekitar 72 jam.
Sedangkan untuk kain yang terbuat dari bahan katun, virus bertahan selama satu hari alias 24 jam.
Lalu, untuk kain dari bahan hyget (campuran katun dan polyester), virus bisa bertahan selama enam jam.
Menurut ahli mikrobiologi dan penulis penelitian Dr. Katie Laird, temuan ini bisa menjadi tanda bahaya bagi tenaga kesehatan karena mereka sering bertemu pasien.
"Jika pakaian tenaga kesehatan tidak sering dicuci, pakaian dapat menularkan virus dari satu pasien ke pasien lain," kata Dr. Laird seperti dikutip New York Post.
"Temuan kami menunjukkan, tiga kain yang paling sering digunakan untuk pakaian tenaga kesehatan memiliki risiko penularan virus,” tambah dia.
Dalam hal sanitasi, peneliti juga menemukan, deterjen dan air hangat baru bisa mematikan virus secara efektif pada kain katun pada suhu 67 derajat Celsius.
Dr. Laird menyebut, tenaga kesehatan harus berganti pakaian saat bertugas sebelum pulang ke rumah.
Tak hanya itu, usahakan pakaian jangan dibawa pulang.
Sebab masih ada kemungkinan pakaian dapat meninggalkan virus di permukaan lain ketika dibawa pulang.
"Staf rumah sakit harus menahan diri mengenakan seragam hingga ke rumah," ujar Dr. Laird.
"Hasil penelitian memperkuat rekomendasi saya agar semua seragam layanan kesehatan harus dicuci di rumah sakit, atau di binatu industri,” tambah dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Covid-19 Bisa Bertahan di Baju hingga 3 Hari, Benarkah?"
Penulis : Maria Adeline Tiara Putri
Editor : Glori K. Wadrianto