Berita Sukoharjo Terbaru
Beda dengan Solo, Sukoharjo Tak Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo belum merencanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tenaga pendidik, misalnya, dinilai masih belum siap dalam menerapkan PJJ.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati tidak menampik tenaga pendidikan masih menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Memang ada guru-guru yang hanya memberi tugas. Tapi banyak juga guru yang tetap memberi pelajaran daring," kata Etty kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).
"Itu tergantung gurunya," tambahnya.
Baca juga: Nasib Mahasiswi yang Lakukan Adegan Mesum saat Kuliah Daring, Polisi Kini Buru Identitasnya
Etty menjelaskan, pelatihan terhadap para tenaga pendidik sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.
"Setiap sekolah sudah meningkatkan kompetensi guru," jelas dia.
"Kembali lagi ke gurunya," tambahnya.
Pengawasan tetap akan dilakukan selama pemberlakuan PJJ yang direncanakan hingga Juli 2021.
"Akan melibatkan pengawas dan kepala- kepala bidang," ucapnya.
Curhat Orang Tua Siswa
Kualitas pendidikan sekolah negeri di Solo dikeluhkan sejumlah orangtua murid di masa pandemi.
Salah satu yang paling dikeluhkan, adalah jarangnya para guru menggelar kelas online.
Baca juga: Pemerintah Pusat Target Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Gibran Bakal Kebut Vaksinasi Guru
Pemerhati pendidikan dari Yayasan Satu Karsa Karya, Kangsure Suroto, memberikan kritiknya, bila sekolah negeri jarang ada yang menggelar sekolah daring.
"Istilahnya saja pembelajaran jarak jauh, tapi kebanyakan, sekolah negeri hanya memberikan PR ke siswa. Ini namanya bukan pembelajaran jarak jauh, tapi PR jarak jauh," kata Kangsure.
Kangsure mengaku merasakan langsung hal itu, karena ia juga menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati tidak membantah hal itu.
Ia mengakui, kompetensi tenaga pendidikan di sekolah negeri masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Ia mengakui ada guru di sekolah negeri yang hanya modal memberi PR saja, tapi membuka kelas daring.
Meski, tidak semua guru di sekolah negeri seperti itu.
"Memang ada guru-guru yang hanya memberi tugas. Tapi banyak juga guru yang tetap memberi pelajaran daring," kata Etty kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).
"Itu tergantung gurunya," tambahnya.
Etty menjelaskan Dinas Pendidikan Solo tidak bisa mengambil langkah lebih jauh dengan kenyataan ada guru yang malas memberi kelas daring.
Menurutnya, Dinas Pendidikan sudah melakukan pelatihan tenaga pendidik jauh-jauh hari.
Sehingga, perbedaan 'nasib' yang diterima siswa sekolah negeri, diserahkan ke sekolah dan guru masing-masing.
"Setiap sekolah sudah meningkatkan kompetensi guru," jelas dia.
"Kembali lagi ke gurunya," tambahnya.
Ia mengklaim, Dinas Pendidikan Solo tetap akan melakukan pengawasan selama pemberlakuan pembelajaran jarak jauh, yang direncanakan hingga Juli 2021.
"Akan melibatkan pengawas dan kepala- kepala bidang," ucapnya. (*)