Berita Sukoharjo Terbaru
Tradisi Sadranan di Keraton Kartasura : Dimulai Sejak Tahun 1945, Waktunya Jelang Ramadan
Sadranan atau berziarah ke makam keluarga atau leluhur menjadi salah satu budaya bagi masyarakat Indonesia.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Adi Surya Samodra
Sementara itu kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandasari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menambahkan tradisi sadranan ini harus dilestarikan dan dimunculkan kembali.
Baca juga: Cerita Tentang Surya Hastono, Juru Kunci Keraton Kartasura, Dapat Gaji Rp 107 Ribu per Bulan
Baca juga: Sosok Surya Hastono Juru Kunci Keraton Kartasura : Pernah 13 Kali Gagal Ujian CPNS, Sebelum Jadi ASN
Dengan bisa mengembalikan roh sebagai Keraton Kartasura bukan pemakaman.
"Ini warga biar tahu kalau di sini pernah berdiri Keraton Kartasura. Tradisi ini sangat bagus, apalagi perawatan rutin dilakukan, bahkan sekarang sudah ada petugas BPCB yang tugas di sini,' tuturnya.
Gusti Moeng menegaskan, bagi Keraton Kasunanan Surakarta di sini ada leluhur yakni Nyai Sedah Mirah yang dimakamkan.
Ia merupakan ahli politik perempuan pada masa PB III dan menjadi pengageng perintah keputren yang membawahi pemerintahan putri-putri di keraton.
"Ini sudah jadi kewajiban keraton untuk tetap menjaga dan melestarikan makam beliau di bekas Kerajaan Kartasura," ucapnya.
"Saya berterima kasih dengan warga dan kelompok masyarakat yang sudah sadar untuk melestarikan, berharap kedepan ada perhatian dari pemerintah," tambahnya. (*)