Berita Solo Terbaru
Kisah Warga Terdampak Proyek Rel Layang Joglo, Terbebani Biaya Kontrakan hingga Jualan Es Keliling
Warga terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo Solo mulai mencari hunian baru, sehingga menambah pengeluaran mereka
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Para warga terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo Solo mulai mencari hunian baru.
Itu lantaran hunian yang mereka tempati berdiri di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Mau tidak mau itu kena tertib proyek pembangunan proyek rel layang Joglo.
Beberapa diantara mereka memilih mengontrak rumah tak jauh dari lokasi pembangunan proyek tersebut, tak terkecuali, Samini (36).
Baca juga: Pengukuran Bangunan Terdampak Proyek Rel Layang Joglo Solo Dimulai, Hari Pertama 73 KK Sudah Terdata
Ya, ia sudah mendapat rumah kontrakan di kawasan Kelurahan Joglo, Kabupaten Banjarsari, Kota Solo.
Samini mengungkapkan ia harus merogok kocek cukup dalam lantaran harga kontrakannya Rp 7 juta per tahunnya.
Samini tidak memungkiri harga kontrakan yang dihuninya kini membuatnya dan suami harus menguras keringat lebih.
Warung yang biasanya menghidupi keluarga dirasa masih kurang terlebih ia dan suaminya harus menghidupi 5 orang anak.
"Omzetnya tiap hari itu tidak menentu. Kadang sehari dapat Rp 200 ribu kadang dapat Rp 300 ribu," ucap Samini kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).
"Bapak sampai harus bantu dengan jualan es puter keliling. Itu untuk bayar kontrakan," tambahnya.
Sejak suaminya jualan es puter keliling, Samini dibantu anak-anaknya mengurus warung makannya.
"Ini anak-anak kan pembelajaran online, bisa bantu jualan," ujarnya.
Mulai Pengukuran
Proses pendataan dan pengukuran hunian terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo Solo dilakukan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Tengah.