Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

BREAKING NEWS: Penampakan Para Tersangka Kasus Pesilat Umur 15 Tahun Tewas saat Latihan di Klaten

Para tersangka kasus pesilat MRS (15) warga Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang meninggal saat latihan ditampilkan di depan publik.

tribunsolo.com/mardon
Para Tersangka kasus pesilat meninggal saat latihan di Klaten, Jumat (9/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Para tersangka kasus pesilat MRS (15) warga Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang meninggal saat latihan ditampilkan di depan publik hari ini, Jumat (9/4/2021).

Polisi merilis kasus tersebut dengan menunjukan 3 tersangka saja di Mapolres Klaten.

Sementara, tiga tersangka lain yang masih di bawah umur tidak diperlihatkan.

Baca juga: Ada Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten, IPSI Jateng : Kami Prihatin, Silat Bukan untuk Unjuk Gigi

Baca juga: Kasus Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten Lanjut ke Jalur Hukum, Keluarga Tak Ingin Ada Korban Lain

Pantauan TribunSolo.com, ketiga tersangka yang terlibat dalam kasus tewasnya MRS saat latihan ini hanya menunduk.

Mereka tidak berani menatap kedepan.

Rambut mereka juga sudah terlihat dipotong gundul.

Nama tiga tersangka yang diperlihatkan hari ini adalah Mahmudi alias Mudi (18), Ajik Nugroho (19), Ridwan Aldi Prasetyo (20).

Sementara, tiga lainnya masih di bawah umur.

Keluarga Minta Usut Tuntas

Pesilat cilik MRS (15) sudah pergi selama-lamanya, sehingga tidak akan mungkin kembali lagi.

Ya, warga Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang tewas seusai latihan dalam perguruan silat.

Keluarga, Dona Hendrawan (27) meminta polisi mengusut tuntas kasus yang dialami adik iparnya, sehingga keadilan semata-mata ditegakkan.

"Kami meminta polisi mengusut tuntas kasus yang menimpa adik saya, kami hanya ingin mencari keadilan," ucap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (7/4/2021).

Lanjut, Dona juga mengatakan tujuan melanjutkan kasus tersebut bukan karena mencari kemenangan semata.

Dia mengatakan meminta polisi lanjutkan kasus tersebut dan memprosesnya agar menjadi pembelajaran juga bagi organisasi silat lainnya.

Baca juga: Bupati Klaten Prihatin dengan Kasus Tewasnya Pesilat saat Latihan: Harus Ada Evaluasi

Baca juga: Kasus Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten Lanjut ke Jalur Hukum, Keluarga Tak Ingin Ada Korban Lain

"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya.

Selain itu, Maryoto (43) paman korban mengikhlaskan atas meninggalnya korban.

"Kami sudah menerima kepergian korban, namun untuk kasus ini kami tetap meminta kasus ini berlanjut," kata dia.

Maryoto juga mengatakan pihak keluarga tetap memproses kasus ini ke jalur hukum.

Dia mengatakan pihaknya tetap lanjutkan kasus tersebut sebagai pembelajaran bagi semua perguruan silat.

"Dengan meninggalnya murid silat di latihan ini bukan kali ini saja, setahun lalu juga pernah terjadi di tempat lain," ungkap Maryoto.

"Semoga pihak Polres Klaten tetap berada di jalan yang benar dan memproses pelaku seadik-adilnya, agar kejadian ini tidak terulang kembali, karena nyawa tak seharga kacang asin," pungkasnya.

Jadi Perhatian Bupati

Kasus tewasnya pesilat asal Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten berinisial MRS (15), mengundang perhatian Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Sri Mulyani meminta kasus tewasnya pesilat remaja usai latihan untuk dievaluasi kembali, dan dijadikan pelajaran bersama agar tidak terulang kembali.

"Saya ikut prihatin, salah satu murid kami meninggal dunia usai latihan, ini menjadi waspada bersama dan para guru," ucap Mulyani saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (7/4/2021).

Dalam kasus ini, harus bisa dijadikan evaluasi bagi para pelatih atau guru pencak silat agar tidak terlalu keras memberikan materi latihan.

Selain itu, dia juga mengimbau untuk tetap memperhatikan kondisi fisik dulu sebelum berlatih.

"Ini menjadi pelajaran dan evaluasi bersama agar kasus ini tidak terulang kembali ke calon generasi penerus bangsa ini," pungkasnya.

Baca juga: Kasus Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten Lanjut ke Jalur Hukum, Keluarga Tak Ingin Ada Korban Lain

Baca juga: Rencana Demo Besar Buruh, SPSI Klaten Belum Ambil Sikap: Akan Dirapatkan dengan DPD Jateng Dulu

Baca juga: Kronologi 14 Santri Satu Ponpes di Klaten Positif Covid-19, Ada yang Mengalami Gejala Ringan

Keluarga Bawa ke Ranah Hukum

Kasus pesilat yang tewas saat latihan di Klaten sampai saat ini tetap jalan terus sampai ke ranah hukum.

Hari ini pihak keluarga dipanggil Polres Klaten dan yakin untuk tetap melanjutkan kasus itu.

Kakak Ipar Korban Dona Hendrawan (27) mengatakan, kedatangan mereka ke Mapolres Klaten untuk memenuhi panggilan penyidik. 

Baca juga: Ada Luka Memar di Tubuh MRS, Pesilat Usia 15 Tahun yang Tewas saat Latihan di Klaten

Baca juga: Tangis Keluarga MRS Pesilat yang Tewas saat Latihan Pecah saat Proses Pemakaman

Mereka diminta menjadi saksi atas kasus meninggalnya MRS.

"Tadi saya bersama istri saya dipanggil polisi untuk dimintai keterangan," ucap Dona, kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).

Mereka pada momen itu menyatakan tetap melanjutkan kasus yang menewaskan adiknya tersebut.

"Kami memutuskan untuk kasus lanjut dan menandatangani BAP," ujar Dona.

Baca juga: Sosok MRS, Pesilat Usia 15 Tahun yang Tewas saat Latihan di Lapangan Palar Klaten: Suka Menolong

Mereka menegaskan, dalam hal ini tidak ingin mencari kemenangan semata.

Dia juga ingin ada pembelajaran bagi organisasi silat yang lain. Agar kasus yang menimpa MRS tidak terulang.

"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang jadi korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya.

Ada Luka Memar

Hasil forensik pesilat di Klaten berinisial MRS (15) menunjukan ada luka memar di tubuhnya.

Hal tersebut diungkapkan Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan.

"Dari hasil keterangan tim forensik memang ada luka memar, namun tidak dijelaskan secara rinci," katanya.

AKP Andriansyah mengatakan, saat latihan korban sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit.

Saat ini polisi sudah mengamankan 6 tersangka dari kasus ini.

Mereka juga mengamankan barang bukti berupa tongkat rotan dari para pelaku ini.

Baca juga: 5 Fakta Pesilat di Klaten Nyawanya Lenyap saat Latihan : Masih Sekolah MTS, Kini Diselidiki Polisi

Baca juga: Jaring Bibit Potensial Atlet Silat, PSHT Gelar PSHT Cup II Sragen, 127 Pesilat Bertanding

AKP Andriansyah Rithas Hasibuan mengatakan, korban MRS ini diketahui pingsan saat melakukan latihan pernapasan.

"Enam pelaku itu laki - laku semua," papar AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, Selasa (6/4/2021).

Para tersangka dari kasus tewasnya MRS ini sudah tidak mengikuti latihan lagi lantaran dianggap senior.

Dari total 6 tersangka yang diamankan, tiga orang masih di bawah umur.

Tersangka ini sudah diamankan pada Minggu (4/4/2021) malam.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pesilat Usia 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Lapangan Palar Klaten

Barang bukti yang disita adalah tongkat rotan, pakaian korban, kendaraan bermotor dan hasil koordinasi dengan tim forensik.

"Dari hasil keterangan tim forensik memang ada luka memar, namun tidak dijelaskan secara rinci," katanya.

AKP Andriansyah mengatakan, saat latihan korban sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 80 ayat 2 dan 3 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.

Sementara, untuk tiga tersangka anak di bawah umur tidak ditahan dan diselesaikan secara diversi.

"Kami akan agendakan tahapan rekontruksi bersama-sama tim jaksa penuntut umum (JPU)," pungkasnya.

Keluarga Terpukul

Mobil pembawa jenazah MRS (15), pesilat yang tewas saat latihan tiba di Makam Kulon Klege, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Minggu (4/4/2021) sekira pukul 18.00 WIB.

Kedatangan mobil tersebut disambut keluarga dan kerabat mendiang.

Tangis mereka pecah saat peti jenazah MRS dikeluarkan dari mobil. 

Peti jenazah langsung dibawa ke liang lahat.

Dari pantuan Tribunsolo.com, isak tangis keluarga tidak bisa terbendung saat jenazah MRS mulai dikebumikan.

Baca juga: Polisi Turun Tangan, Selidiki Kasus Pesilat Umur 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Klaten

Baca juga: Analisis Kejadian Pesilat Klaten Meninggal saat Latihan, Bisa Faktor Fisik atau Metode Latihan

Tak terkecuali, kakak almarhum, Ika Nesti.

Rasa kehilangan yang mendalam tidak bisa ditutupi Ika.

"Adikku, ingin lihat Adiku," suara Ika terdengar saat berjalan mendekat ke pemakaman Adiknya.

Saat pemakaman Adiknya selesai, Ika dan keluarga terlihat berdoa di samping makam.

Tak lupa Ika juga mendatangi, kuburan kerabatnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved