Sejarah Kota Solo
Masjid Tiban Wonokerso : Warga Heran, Tak ada Pemukiman, di Tengah Hutan Malah Ada Masjid
Sejarah dan Asal-usul Masjid Tiban Wonokerso : Belum ada Pemukiman, Tapi di Tengah Hutan Belantara Malah Ada Masjid
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
Bahkan area itu di masa Keraton Surakarta diberi nama Wonokerso yang bermakna hutan yang diberi restu.
Seiring perjalanan waktu, masjid itu terus digunakan sebagai tempat peribadatan warga, walaupun ukuran luas masjid hanya 7X7 meter dan hanya mampu menampung jamaah tak lebih dari 30 orang.
Bahkan di masa Kolonial Belanda, Masjid Tiba Wonokerso menjadi patok penanda status penduduk di desa tersebut.
Masjid itu menjadi pemisah antara warga Islam Putihan yang berada di selatan dan Islam Abangan di Utara.
Bahkan di masa penjajahanBelanda, kolong Masjid Tiban wonokerso sempat digunakan menjadi tempat persembunyian para pejuang dari kejaran tentara Belanda.
Hingga kemudian pator tersebut memudar seiring perkembangan zaman dan Indonesia merdeka.
Kini setelah sekian abad berdiri, Masjid Tiban Wonokerso masih mempertahankan arsitektur bangunan kayunya dan tetap konsisten tidak menggunakan paku, hanya pasak atau pantek sebagai penghubung antar kayu satu dengan lainnya.
Hanya saja karena jumlah jamaah yang terus bertambah di tahun 1982, pihak Tamir Masjid membangun teras tambahan di bagian depan.
Semenjak tahun 1996, Masjid Tiban Wonokerso dikelola oleh Dinas Purbakala Jawa Tengah, sebagai benda cagar budaya. (*)