Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Tanggapi Rencana Reshuffle Menteri Jokowi, Tokoh Solo Mudrick: Masyarakat Tidak Peduli 

Presiden Joko Widodo berencana untuk acak ulang (reshuffle) susunan kabinet setelah bergabungnya Kemenristek ke Kemendikbud.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM/LABIB ZAMANI
Penggagas 'Mega Bintang' Solo, Mudrick M Sangidu, Selasa (6/12/2016). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Presiden Joko Widodo berencana untuk acak ulang (reshuffle) susunan kabinet setelah bergabungnya Kemenristek ke Kemendikbud dan pembentukan Kementerian Investasi. 

Menanggapi hal itu, Eks Koordinator Relawan Prabowo-Sandi Solo Raya Mudrick Setiawan Malkan Sangidu menilai masyarakat sudah tidak peduli soal reshuffle kabinet. 

Sebab, katanya, saat ini masyarakat sedang mengalami krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. 

Baca juga: Habib Hasan Meninggal, Inilah Kenangan Mudrick : Sempat di Mega Bintang, Lantas Beda Pilihan Politik

Baca juga: Prabowo-Sandi Masuk Kabinet, Eks Jurkam Mudrick Sangidu Buat Pernyataan Lewat Surat, Minta Hal Ini

"Sekarang ini rakyat lagi susah karena pandemi, jadi Presiden sebulan mau reshuffle menteri tiga kali dalam sebulan, enggak ada yang peduli," ujarnya kepada TribunSolo.com, Selasa (20/4/2021). 

Lebih lanjut Mudrick mengatakan, krisis ekonomi bisa jadi krisis politik. 

"Krisis politik bisa jadi krisis sosial sebab masyarakat muak bicara soal politik." 

Baca juga: PA 212 & PKS Tolak Prabowo di Pilpres 2024, Begini Respon Mudrick Eks Koordinator Relawan Solo Raya

"Yang mereka pikirkan sekarang gimana bisa makan. Intinya urusan perut," terangnya. 

Oleh karenanya, rakyat sudah tidak percaya lagi terhadap pemerintah dan DPR RI. 

"Rakyat sudah tidak percaya lagi sama pemerintah dan DPR," tambahnya.

Komentar Prabowo - Sandi Masuk Kabinet Jokowi

Organisasi masyarakat (Ormas) Mega Bintang melayangkan pernyataan sikap kepada petinggi Partai Gerindra yang kini duduk di kursi pemerintahan.

Pernyataan sikap ditujukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Ketua Dewan Pembina Mega Bintang, Mudrick Setiawan Malkan Sangidu mengatakan, dalam pernuyataan sikap itu di antaranya menyayangkan insiden meninggalnya enam orang Front Pembela Islam (FPI).

Baca juga: Mantan Danjen Kopassus Letjen TNI M Herindra Dipilih Jadi Wamen, Dampingi Menhan Prabowo Subianto

Baca juga: Sandiaga Uno Gantikan Wishnutama Jadi Menteri, Sahrul Gunawan Berikan Ulasannya dan Ucapan Selamat

Terlebih menurut Eks Ketua BPN Prabowo-Sandi Solo Raya, FPI menjadi satu diantara beberapa ormas yang mendukungan Prabowo - Sandiaga dalam Pemilu 2019.

Dukungan itu diberikan bersama barisan PA 212 dan Umat Islam. 

"Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Bapak berdua (Prabowo-Sandi), kami benar-benar tak habis pikir mengapa perjuangan kami dalam Pilpres 2019 seakan tidak ada artinya bagi Bapak berdua," kata Mudrick kepada TribunSolo.com, Senin (28/12/2020).

Selain itu, Mudrick menilai dengan masuknya Prabowo - Sandiaga dalam susunan Kabinet Indonesia Maju bisa memberikan sejumlah masukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Di antaranya pembebasan para tahanan politik dan ulama yang berseberangan pandangan dengan pemerintah saat ini menjadi satu diantaranya.

Menurut Mudrick, berbeda pandangan politik dalam berdemokrasi adalah keniscayaan.

"Maka mereka tidak bisa dianggap sebagai musuh negara," tutur Mudrick. 

"Para tahanan politik dan para ulama yang saat ini masih mendekam di dalam penjara adalah aset bangsa yang harus dilindungi," imbuhnya. 

Da berharap Prabowo - Sandiaga berkenan mendengarkan pernyataan sikapnya.

"Semoga bapak berdua bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas," ucap Mudrick.

Minta Dipecat Prabowo

Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono kini berbalik haluan mendukung Presiden Jokowi.

Arief juga mengaku menunggu langkah Prabowo Subianto untuk memecat dirinya dari partai.

Hal tersebut ia ungkapkan melalui perbincangannya bersama Najwa Shihab lewat Program Mata Najwa bertajuk Gelap Terang 2020.

Baca juga: Lama Tak Terlihat, Potret Jan Ethes Makin Bikin Gemas, Cucu Jokowi Pamerkan Senyum Manisnya

Baca juga: Sandiaga Ungkap Sempat dapat Pesan Bismillah Mas dari Istana, Ternyata Isyarat Jadi Menteri Jokowi

Di awal sesi perbincangan, Najwa memperkenalkan Arief kepada pemirsa sebagai pendukung dari presiden saat ini.

"Kita akan membahasnya (tema Gelap Terang 2020, red) bersama pendukung Presiden Joko Widodo, Arief Poyuono," katanya dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/12/2020).

Najwa mengaku masih belum terbiasa memperkenalkan Arief Poyuono sebagai pendukung Jokowi.

Ini mengingat pada Pemilihan Presiden 2019, Arief dikenal sebagai pendukung setia dari Prabowo kala itu.

Politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono
Politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

"Karena muka-mukanya dari awal sangat lengket dengan pendukung Prabowo."

"Kemudian sekarang memperkenalkannya sebagai seorang cebong, eh maksud saya sebagai seorang pendukung, memang menggambarkan inilah politik di 2020."

"Penuh ketidak pastian, penuh berbagai perubahan, dulunya lawan sekarang sebagai kawan. Dulunya suka menjadi tidak suka. Harus jadi presiden, sekarang minta Prabowo mundur," urai Najwa.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Nana ini kemudian memutarkan sejumlah cuplikan video.

Video tersebut memperlihatkan saat Arief berada di sejumlah kesempatan, termasuk ketika diundang di panggung Mata Najwa.

Arief saat itu menyampaikan Prabowo tidak berkhianat kepada negara serta narasi-narasi dukungan lainnya.

Najwa kemudian menyebut Arief merupakan contoh inkonsistensi seorang politisi di Tanah Air.

"Bagaimana mas Arief? Wah ini contoh politisi yang kerap berubah-ubah. Memang dipolitik tidak ada kawan dan tidak ada lawan," kata Najwa.

Arief kemudian memberikan tanggapan terkait sikapnya yang dianggap Najwa mengalami perubahan.

"Saya rasa tidak berubah-ubah," jawabnya.

Arief menyebut dirinya masih sebagai anggota Partai Gerindra.

Sedangkan sejumlah kritik yang ia lontarkan kepada Prabowo dan partainya berkenaan dengan sejumlah kasus akhir-akhir ini.

Seperti diketahui, satu kader dari partai berlogo kepala garuda itu tersandung kasus suap, yakni mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo.

Program Mata Najwa bertajuk Gelap Terang 2020
Program Mata Najwa bertajuk Gelap Terang 2020 (Tangkap layar kanal YouTube Najwa Shihab)

"Saya menyarankan kepada Prabowo, dengan adanya kejadian tangkap tanggan kepada Edhy Prabowo sebuah tamparan dan kritik yang harus kita lakukan di partai."

"Salah satunya Prabowo memang harus mundur," kata Arief.

Mendengar penjelasan Arief, Najwa mempertanyakan alasan kritik tersebut apakah karena dirinya sudah tidak mendapatkan posisi jabatan di partai.

"Bagaimana mau jadi ketua umum, di kongres saja saya tidak diundang mbak," beber Arief.

"Jadi bener-bener sudah jadi outsider nih Arief Poyuono," timpal Najwa.

Arief selanjutnya mengaku menunggu pemecatan dari Prabowo.

"Belum dipecat dan menunggu pemecatan dari Pak Prabowo," ujar Arief. 

Sedangkan ada sejumlah alasan dirinya meminta Menteri Pertahanan mundur.

"Pertama di media massa mendapatkan izin ekspor benur lobster orang Gerindra paling banyak. Harusnya Pak Probowo menegur."

"Ia harus bisa dong memberesi barisan partainya, dia gagal, kalau gagal ya jalan terakhir harus mundur," terang Arief.

Arief menilai seharunya Partai Gerindra malu ada seorang kadernya tersandung kasus suap.

"Apa Pak Prabowo tidak malu saat ditanya Pak Jokowi saat rapat kabinet. 'Mas Bowo piye iku, Mas Edhy kok isoh ngono?'."

"Lahkan malu mbak, kalau saya sih malu. Pak Prabowo pasti tidak bisa jawab," beber Arief.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Setelah Dukung Jokowi, Arief Poyuono Tunggu Dipecat Prabowo Keluar dari Partai Gerindra

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved