Berita Solo Terbaru
Baru Beberapa Hari Puasa, Puluhan PKL dan Pembeli Takjil Kena Semprit, Satpol PP Solo : Abai Prokes
Satpol PP Kota Solo menemukan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 di lokasi penjualan takjil.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Satpol PP Kota Solo menemukan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 di lokasi penjualan takjil.
Pelanggaran itu dilakukan penjual maupaun pembeli takjil.
Kepala Satpol PP Kota Solo, Arif Darmawan menerangkan penjual dan pembeli takjil masih abai untuk memakai masker dan berkerumun.
"Penjual takjil yang laris, kerumunannya banyak," terang Arif kepada TribunSolo.com, Selasa (20/4/2021).
Kurang lebih 50 orang, baik penjual maupun pembeli takjil yang kedapatan melanggar protokol kesehatan Covid-19.
Baca juga: Keutamaan dan Ganjaran Sholat Tarawih Malam ke-10, Ramadhan ke-9: Diberi Kebaikan Dunia dan Akhirat
Baca juga: Nekat Bermain Petasan Rakitan dari Kaleng saat Ramadan, 41 Remaja Dibina Satpol PP Kota Solo
Pelanggaran tersebut ditemukan di lokasi-lokasi penjual takjil, diantarana Jalan Menteri Supeno, dan Jalan Ki Hajar Dewantara.
Arif mengatakan belum ada surat peringatan yang diturunkan bagi para pelanggaran.
Namun apabila ke depan masih melanggar, sanksi akan ditegakkan.
Para pedagang takjil, misalnya, akan mendapat surat peringatan.
"Kalau tidak ada perubahan, maka tidak diizinkan berjualan," katanya.
Menurut Arif, masyarakat sudah mulai jenuh dan abai terhadap penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Oleh karenanya, Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan Kota Solo diharapkan turut dan mensosialisasikan kembali pentingnya protokol kesehatan.
"Kami juga minta bantuan Linmas untuk melakukan pemantauan di lokasi yang tidak terjangkau oleh Satpol PP," ujarnya.
Serba Lima Ribu
Kawasan kuliner di setiap sudut Stadion Manahan Solo saat menjelang berbuka puasa, tak pernah sepi pengunjung.
Hilir mudik para pencari takjil silih berganti keluar masuk, terutama di Jalan Menteri Supeno, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Harga jajanannya pun beragam, mulai dari Rp 1.000 hingga kelipatannya.
Seperti stand jajanan takjil Bu Laksmi.
Tempat itu menjadi altrnatif para warga Solo saat berbuka puasa Ramadhan.
Baca juga: Jajan di Lapak Zaza Catering Manahan, Pembeli Harus Sabar, Pakai Nomor Antrean
Baca juga: Bulan Ramadan, Akun Fanpage FB Jutaan Followers Milik Ustaz Abdul Somad Mendadak Hilang, Ada Apa?
Sebab berbagai makanan dan minuman manis serta jajanan bisa jadi incaran para pencinta kuliner untuk menjadi hidangan berbuka puasa.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com stand takjil Bu Laksmi buka dari pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB.
Pemilik Laksmi mengaku, dirinya setiap ramadan membuka stand jualan takjil do samping utara Manahan.
"Udah biasa, setiap Ramadhan saya buka lapak di sini setiap tahun, cuman tahun kemarin karena pandemi jadi tidak buka,” ujar dia kepada TribunSolo.com Kamis (15/4/2021).
"Ya macam-macam ada minuman kolak dan es yang serba lima ribu banyak variannya,” akunya.
Adapun varian kolak dan minuman yang dijual dengan harga Rp 5 ribu di antaranya adalah es kuwuwut, kolak pisang, kolak ub, es kopyor hingga es degan.
“Ya rata rata Rp 5 ribu semua ini (minuman) kecuali yang campur-campur Rp 6 ribu ke atas, makanan mulai Rp 1.000,” ungkapnya.
Ia mengaku berkah Ramadha kali ini berlimpah, sehingga sampai hari kedua bulan Ramadan membeludak.
“Laris manis Alhamdulillah sehari semuanya habis jajanan ini, di hari puasa sampai Rp 2 juta rupiah omsetnya,” ujarnya.
Baca juga: Jualan 15 Tahun, Sate Gukguk Pak Iskardi Solo Baru Harus Tutup, Kena Larangan Kuliner Daging Anjing
Baca juga: Jajan di Lapak Zaza Catering Manahan, Pembeli Harus Sabar, Pakai Nomor Antrean
Selain minuman manis dan aneka olahan minuman takjil di lapak Bu Laksmi ini menawarkan berbagai macam varian makanan.
"Pepes, gorengan, garang asem, tahu, tempe, onde-onde, bakwan sayur sayuran dan buras,” ujarnya.
Meskipun demikian Laksmi berharap lapaknya bisa terus ramai hingga akhir Ramadhan dan lebih laris manis seperti sebelum pandemi.
“Dulu saat sebelum pandemi kalau jualan seperti ini menu takjil dan minuman sehari bisa sampai Rp 3 juta, itu pun nambah menu dan meja lagi,” tandasnya. (*)