Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Di Rapat Paripurna DPRD Solo, Gibran Diingatkan Agar Lanjutkan Program Unggulan FX Rudy, Apa Itu?

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mendapat sentilan saat Rapat Paripurna di DPRD Solo, Rabu (28/4/2021).

Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Fristin Intan
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakoso hadiri rapat paripurna DPRD Kota Solo, Rabu (28/4/2021). 

Dalam rapat paripurna, Gibran juga menginspirasi prestasi dan kinerja dari FX Hadi Rudyatmo.

"Rekomendasi DPRD jadi evaluasi kami, melihat sebelumnya Pak Rudy banyak prestasinya, beliau mengawal saya, saya jadikan guru dan mentor," terang dia.

Pesan FX Rudy

Sebelumnya, FX Hadi Rudyatmo meyakini Gibran Rakabuming Raka yang dilantik sebagai Wali Kota Solo hari ini akan bekerja lebih baik daripada dirinya.

Keyakinan tersebut lantaran putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut berusia lebih muda dibanding dirinya. 

Baca juga: Cerita Emak-emak Relawan Gibran Datang Acara Pelantikan Wali Kota Solo, Senang Meski Tak Boleh Masuk

Baca juga: Pilihan Busana Selvi Ananda di Pelantikan Gibran Curi Perhatian : Pakai Kebaya Jawa, Merah Menyala!

"Wali Kota lebih muda, lebih energik, lebih gesit, lebih baik daripada saya dan Pak Purnomo," kata Rudy, Jumat (26/2/2021).

FX Hadi Rudyatmo dan Elisabeth Endang Prasetyaningsih tiba di Grha Paripurna Kantor DPRD Kota Solo, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (26/2/2021). Mereka memakai pakaian warna senada hitam.
FX Hadi Rudyatmo dan Elisabeth Endang Prasetyaningsih tiba di Grha Paripurna Kantor DPRD Kota Solo, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (26/2/2021). Mereka memakai pakaian warna senada hitam. (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Rudy mengatakan masih ada sejumlah tugas yang belum bisa ia selesaikan selama menjadi Wali Kota Solo. 

Termasuk berkaitan dengan penyelesaian penahanan ijazah yang menimpa kaum kecil, lemah, miskin, dan tersingkir (KLMT) lantaran mereka tidak bisa membayar.

"Yang paling belum selesai terkait KLMT, masih ada ijazah yang ditahan di sekolah. Itu masih banyak," ucap Rudy. 

Mereka bahkan ada yang menunggak bayar selama tiga tahun hingga nominalnya mencapai lebih dari Rp 5 juta. 

"Banyak ada yang Rp 7 juta. Ada yang nunggak selama 3 tahun tidak bayar," ujar dia. 

"Dengan kemampuan saya, dengan lobi-lobi yang dilakukan ada yang mendapat keringanan," tambahnya. 

Selama ini, ungkap Rudy, itu penyelesaian dilakukannya menggunakan uangnya sendiri. 

"Bayar pakai uang saya sendiri sesuai dengan kemampuan saya. Sudah ada sekitar 10 ribu lebih ijazah," ungkap dia. 

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved