Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Melintas di Solo, Pengendara dari Jombang Ini Kena Operasi, Jalani Swab Test Antigen

Polresta Solo saat ini mengubah pos penyekatan di wilayahnya menjadi pos pemantauan dengan sistem T3. 

Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Fristin Intan Sulistyowati
Warga luar daerah yang terkena razia pos Screening di Jalan Sleman Riyadi, Solo, Rabu (28/4/2021). 

Jumlah tersebut kemudian meningkat 50 orang menjadi 118 pada 19 Desember 2020.

"Tanggal 20 Desember naik lagi jadi 187 orang. Kemudian 21 Desember membludak jadi 274 orang dan tertinggi kemarin 22 Desember sebanyak 390 orang," kata Riyaman, Rabu (23/12/2020).

Baca juga: Rapid Test Palsu Rp 100 Ribu Laris Manis, Sudah Terjual Ratusan Lembar ke Penumpang Kendaraan Umum

Sementara 23 Desember 2020 ini sampai pukul 10.20 WIB tercatat ada 272 orang yang menjalani rapid test antigen.

Totalnya saat ini sudah ada 1.309 Orang yang melakukan rapid test antigen Bandara Adi Soemarmo.

Jumlah tersebut terdiri dari penumpang pesawat terbang dan masyarakat umum. Riyaman belum bisa memaparkan persentase keduanya.

"Untuk antisipasi hari ini kami menyiapkan 500 alat rapid test antigen. Itu akan dilayani mulai pukul 06.00 WIB sampai 16.00 WIB," ucap Riyaman.

Selain itu, penambahan tenaga kesehatan yang melayani uji rapid test antigen dilakukan.

Awalnya hanya ada dua orang yang tugasnya dibagi yakni pengambil sampel dan petugas laboratorium.

"Sekarang tenaganya sudah kami tambah menjadi empat personel," ucapnya. 

Antrean Sampai Mengular

Layanan rapid test antigen yang disediakan di Bandara Adi Soemarmo Solo tidak hanya bisa dinikmati para penumpang pesawat terbang. 

Dari pantauan TribunSolo.com, para pelaku perjalanan yang hendak berlibur saat momen libur Natal dan Tahun Baru bisa ikut menikmatinya.

Termasuk masyarakat pada umumnya yang membutuhkan layanan tersebut.

Tampak semakin siang antrean semakin banyak alias mengular, tetapi tetap menjaga jarak aman sesuai protokol Covid-19.

Baca juga: Mudik atau Melintas di Sukoharjo? Siap-siap Kena Rapid Test Antigen Bagi Para Pengendara Luar Kota

Baca juga: Dinilai Diskriminatif dan Berbiaya Mahal, Warga Surabaya Gugat Aturan Rapid Test Antigen ke MA

Bahkan pihak bandara menyediakan tempat duduk di sebuah ruangan terbuka yang luas dengan kursi berjajar tetapi berjarak cukup jauh.

Harga layanan rapid test antigen dipatok Rp 170 ribu untuk setiap orang.

Putri Purwandari (23), mahasiswa asal Blora menjadi satu di antara orang yang menikmati layanan di di bandara yang berada di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali itu.

Baginya, besaran harga rapid test antigen itu tergolong murah dibanding daerah lain. 

"Menurutku tidak (mahal). Dibanding kota-kota lain yang bisa sampai Rp 250 ribu buat rapid test antigen," kata Putri kepada TribunSolo.com, Rabu (23/12/2020).

Putri sampai rela menunggu 3 jam supaya dapat hasil rapid test antigen.

Ia datang sejak pukul 07.00 WIB supaya mendapat nomor antrean. 

Putri mendapat nomor antrean 138 dan baru bisa menjalani rapid pukul 10.00 WIB. 

Adapun test tersebut menjadi pengalaman pertamanya. 

"Takut juga apalagi nunggu hasilnya," ucapnya. 

Baca juga: Rapid Test Palsu Rp 100 Ribu Laris Manis, Sudah Terjual Ratusan Lembar ke Penumpang Kendaraan Umum

Baca juga: Aturan Baru Naik KA ke Jogja Harus Pakai Rapid Antigen : Catat, Tidak Berlaku untuk KA Prameks

Tapi itu tak masalah, Putri menilai kewajiban membawa rapid test antigen menjadi langkah yang bagus. 

Apalagi kasus Covid-19 masih terus menunjukkan peningkaran jelang libur Natal dan Tahun Baru. 

"Jadi mau liburan aman. Tahu kalau tidak membawa penyakit ke orang lain," kata Putri. 

Putri rencananya akan berlibur ke daerah Semarang, Jawa Tengah menggunakan mobil pribadi dari Solo

Berbeda dengan Putri, Bryan Deva Kurniawan menganggap kewajiban tersebut begitu menyulitkan. 

"Menambah ribet. Merepotkan kalau kita mau pergi, padahal bukan untuk main tapi untuk penelitian," ucap mahasiswa asal Sragen tersebut. 

Ya, Bryan berencana melakukan pemetaan di Gunung Gede, Jawa Barat bersama empat temannya. 

Mereka berencana menggunakan jalur darat atau naik bus.

"Kami sampai usaha dana menjual kaos selama dua bulan. Itu terkumpul Rp 1,8 juta," kata dia. 

"Ya semoga Covid-19 cepat selesai," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved