Berita Solo Terbaru
Nelangsa Bus AKDP saat Larangan Mudik : Penumpang Kosong, Tombok Beli Solar Sampai Patungan
Kru-kru bus antar kota dalam provinsi (AKDP), khususnya jurusan pulang - pergi Solo-Wonogiri merintih saat masa larangan mudik diberlakukan.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kru-kru bus antar kota dalam provinsi (AKDP), khususnya jurusan pulang - pergi Solo-Wonogiri merintih saat masa larangan mudik diberlakukan.
Bagaimana tidak, mereka harus menerima nasib bus-bus mereka tak terisi penumpang.
Pengurus bus Solo-Wonogiri, Catur mengungkapkan jumlah penumpang bus turun hingga 90 persen.
Baca juga: Mudik Dilarang, Rosalia Express Tawarkan Diskon Besar Untuk Kirim Paket & Sepeda Motor
Baca juga: Imbas Larangan Mudik di Sragen, Kondisi Terminal Tipe B Pilangsari Kosong, Tak Ada Bus Keluar Masuk
Salah satu pemicunya larangan mudik yang membuat bus-bus antar kota antar provinsi (AKAP) berhenti beroperasi.
Apalagi, mayoritas bus AKDP Solo - Wonogiri bergantung dengan penumpang bus AKAP, khusunya jurusan Surabaya dan Semarang.
"Setelah ada pengumuman berhenti, penumpang tahu dan takut. Sebelum tanggal 5 Mei saja, penurunan sudah terasa," kata Catur kepada TribunSolo.com, Jumat (7/5/2021).
"Penumpang tambah kritis. Yang pasti tambah tidak ada penumpang," tambahnya.
Setidaknya 10 penumpang, ungkap Catur, bisa diangkut sebelum adanya larangan mudik.
Baca juga: Larangan Mudik di Solo, Gibran Sebut Bakal Koordinasikan Mudik Lokal dengan Pusat: Sementara Boleh
Dari pantauan TribunSolo.com, sejumlah bus AKDP di Terminal Tipe A Tirtonadi Kota Solo tidak ada penumpang.
Kursi-kursinya kosong, tidak ada yang menduduki.
"Kalau kosong (langsung) pulang, tidak balik lagi," ucap Catur.
Menurunnya jumlah penumpang membuat pemasukan para kru bus berkurang drastis.
Bahkan, mereka hatus tombok ratusan ribu rupiah untuk operasional, misalnya, biaya bahan bakar. Sekali isi, bus AKDP biasanya menghabiskan biaya Rp 400 ribu.
"Itu bervariasi tergantung tadi bawa penumpang tidak, kalau bawa tomboknya kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Biasanya patungan," ujarnya.
Baca juga: Larangan Mudik di Solo, Gibran Sebut Bakal Koordinasikan Mudik Lokal dengan Pusat: Sementara Boleh