Cerita di Balik Tewasnya Ratna LC Karaoke Semarang : Ada Tumpukan Baju Lebaran untuk 7 Anaknya
Menurutnya korban di mata para tetangga juga dikenal sebagai sosok pekerja keras. Korban berjuang menghidupi keluarga dengan bekerja keras.
TRIBUNSOLO.COM - AS (31) yang dikenal dengan nama Ratna, ditemukan tewas di kamar kos di daerah Bojongsalaman, Semarang Barat, Jumat (7/5/2021).
Tubuh AS berada di atas kasur yang sebagian terbakar dan ruangan penuh asal karena AC yang juga terbakar.
Perempuan berusia 31 tahun itu dikenal sebagai sebuah lagu. Dari keterangan polisi, tidak ditemukan ada luka bakar di tubuh korban.
Namun ponsel dan dompet milik korban tidak diketahui hilang. Selain itu dalam rekaman CCTV, terlihat seorang pria yang datang ke kamar kos korban.
"Dari CCTV ada seseorang bersama korban masuk. Sementara baru 1 orang laki laki yang menggunakan jaket dan topi. Kami upayakan cara lain dengan melihat CCTV lainnya," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Indra Mardiana, Sabtu (8) / 5/2021).
Ditemukan setumpuk baju lebaran
Sementara itu dilansir dari Tribun Jateng.com , kamar kos Ratna seluasa 3x5 meter yang terdiri dari dua ruangan.
Ruang pertama adalah ruang tamu dan ruang kedua adalah tempat tidur dan kamar mandi. Di ruang depan di pojok sisi selatan, terdapat setumpuk baju lebaran untuk anak-anaknya.
Baju tersebut dibungkus plastik besar warna putih.
"Iya korban anaknya banyak. Anak kandung buat 6 anak angkat 1. Mungkin baju itu anak," papar kerabat korban Kastimah, Jumat (7/5/2021).
Baca juga: Tabir Kematian PSK Online Semarang, Tulis Status WA Sebelum Tewas : Akui Terima Banyak Pelanggan
Dia mengatakan, semua anak korban yang dirawat oleh dibayar yang dibayar korban. Ia menyebut korban baru 3 bulan kos di tempat itu.
"Ya anaknya semua di Perbalan Purwosari, Semarang Utara, di sini korban ngekos. Pindah belum lama dulunya di Sunan Kuning (SK) Semarang," terangnya.
Sempat bertemu dengan anak angkat
Sementara itu anak angkat korban MAS (16) mengaku terakhir bertemu ibunya pada Kamis (6/5/2021) pukul 23.00 WIB.
Ketika itu Ratna disediakan meminjam motor. Namun rencana itu batal karena korban memilih untuk naik ojek online (ojol).
"Sampai rumah di Perbalan Purwosari saya ditelpon lagi sama Mama suruh ambil Cumi-cumi tapi saya ga jadi jarak rumah ke kos kan jauh jadi saya bilang capek," katanya.
Selanjutnya pada pukul 05.00 WIB, dia mendengar kabar ibu angkatnya ditemukan tewas. Ia pun langsung kembali ke kamar kosnya.
"Korban terakhir bilang ke saya kok cumi-cuminya yang dibelikan mama buat saya," jelasnya.
Dikenal sebagai pekerja keras
D kutipan dari Tribunjateng , setelah peristiwa tersebut, rumah duka telihat dalam kondisi sepi.
Rumah tampak ungkapan dan meteran listrik terus berbunyi tanda token listrik mau habis. Tak ada tanda-tanda penyambutan jenazah seperti rumah duka pada umumnya.
"Rumah kosong semua keluarga belum ada yang pulang," kata tetangga korban Siti Rohana, Jumat (7/5/2021).
Dia menyebut, korban langsung dimakamkan oleh pihak keluarga di pemakaman Bong Lama Barutikung, Semarang Utara.
Baca juga: Curhat Pilu Ayah Siswi SMP Tahu Putrinya Dipaksa Jadi PSK oleh Anak Anggota Dewan: Sikapnya Berubah
"Iya habis diotopsi langsung di makamkan. Jenazah dibawa dibawa ke rumah," jelas dia.
Menurutnya korban di mata para tetangga juga dikenal sebagai sosok pekerja keras. Korban berjuang menghidupi keluarga dengan bekerja keras.
"Kami mengenal almarhum sebagai pejuang rupiah sebab andalkan uang dari suami yang bepenghasilan pas-pasan tak cukup," katanya.
Korban dikenal tetangga bekerja sebagai teman sebagai lagu.
Sebelum bekerja menjadi jempol lagu korban sempat berjualan sosis bakar di depan rumah. Pernah juga jualan agar-agar yang dititipkan di warung.
Korban juga pernah mendengar tentang korban pernah terdidik saat membuka usaha karaoke di SK.
"Korban kerja jadi perwakilan sudah lama sejak punya anak ke tiga. Pernah juga jadi 'mami' di karaoke tersebut," katanya.
Meski kerja tak jauh dari rumah, korban jarang pulang ke rumah. Biasanya korban pulang satu kali.
"Dulu saya sempat dekat saat korban masih di rumah setelah korban jadi korban dan jarang pulang ke rumah yang berjarak," paparnya.
Sempat terdengar bernyanyi
Sahabat koban, Malaikat mengaku syok saat melihat Ratna meninggal di kamar kos nya. Padahal menurut dia, korban sempat menulis status di WhatsApp p ada pukul 03.12 WIB.
"Saya syok banget dengar korban meninggal dunia padahal korban terakhir bikin status pukul 03.12," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Malaikat menjelaskan dari beberapa status whatsapp korban tampak korban banyak menerima pelanggan malam itu. Hanya saja dia tak menyangka, tiba-tiba korban tak bernyawa dengan kondisi tersebut.
"Saya datang sudah banyak polisi jadi ga bisa melihat kondisinya," terangnya sambil menangis sesegukan.
Baca juga: Kronologi Gadis 15 Tahun Dijebak Jadi PSK,Ditawarkan Online hingga Disetubuhi Oknum Anak DPRD Bekasi
Dia mengatakan, korban orang yang sangat baik. Selain itu korban merupakan wanita penyayang dan bertanggung jawab.
Korban memiliki 6 anak masing-masing tiga cowok sisanya cewek.
Keenam anak tersebut paling besar 11 tahun paling kecil 2 tahun. Korban juga memiliki satu anak angkat 16 tahun.
"Almarhumah sangat penyayang terhadap anaknya sehingga bekerja menghidupi meski tanpa pasangan," terangnya.
Sementara itu penghuni kos lainnya, Margaretha Yoseva menjelaskan, korban sempat meminjam korek kepadanya pukul 02.00 WIB.
Setelah itu korban terdengar menyanyi di dalam kamar. Selepas itu sekira pukul 04.00 terdengar suara gaduh sehingga dia keluar kamar.
"Saya keluar sudah melihat kamar korban penuh asap. Saya bilang ke penjaga kos lalu jendela dan pintu didobrak," katanya. Dia melihat detail ke dalam kamar lantaran penuh asap.
"Ya normal saja ga ada suara gaduh," katanya.
Baca juga: Sosok Mucikari PSK di Bawah Umur di Blitar : Dipanggil Mami BY, Korban Diiming-iming HP dan Baju
Hal tersebut dibenarkan Kasatreskrim AKBP Indra Mardiana.
Indra mengatakan, dari keterangan saksi, anak angkat korban masih bisa bertemu sekitar pukul 23.00 WIB sebelum korban ditemukan pada pukul 05.00 WIB.
Tetangga juga masih ada yang mendengar suara korban sekitar 02.00 WIB.
"Saya ke sana ketemu anak angkat, dia masih dengan korban jam 23.00. Dia juga sempat membeli makan dan beberapa barang, ada celana anaknya untuk Lebaran, beras untuk diberikan," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Ratna Tewas di Kamar Kos, Ada Tumpukan Baju Lebaran untuk Keluarga, Jadi Pemandu Lagu untuk Hidupi 7 Anak", Klik untuk baca: