Berita Sukoharjo Terbaru
Demam Berdarah di Sukoharjo Meroket, Fantastis Seminggu Ada 16 Kasus Baru, 2 Orang Meninggal Dunia
Menurut Kepala Dinkes Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, kenyataan itu menjadi jumlah kasus terbanyak dalam 5 bulan terakhir.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sukoharjo meningkat drastis karena sepekan ditemukan 16 kasus baru .
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, kenyataan itu menjadi jumlah kasus terbanyak dalam 5 bulan terakhir.
"Pada pekan ini, ada satu orang yang meninggal dunia karena DBD. Dia warga Kartasura," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (10/5/2021).
Temuan kasus meninggal karena DBD juga terjadi di pekan ke-4.
Baca juga: Jalan Hidup Zikri Akbar Alumni Liga Paraguay ke Persis Solo : Dihubungi Komisaris, Dikontrak Semusim
Baca juga: Musim Hujan, Kasus Demam Berdarah Solo Berpotensi Naik, Dinkes : Ingat 3M, Jangan Ada Genangan Air
Orang yang meninggal tersebut juga merupakan warga Kecamatan Kartasura.
Jika ditotal hingga pekan ke-17, kasus DBD di Kabupaten Sukoharjo ada sebanyak 61 orang, dengan dua orang meninggal dunia.
Angka ini lebih rendah dibadingkan pekan yang sama pada tahun 2019, yang ditemukan 85 kasus.
Tahun ini, kasus paling banyak ditemukan orang terkena DBD berada di Kecamatan Kartasura, dengan 15 orang.
Disusul Kecamatan Gatak dan Sukoharjo, dengan masing-masing kecamatan ditemukan 8 orang.
Lalu di Kecamatan Baki dan Grogol, yang masing-masing ditemukan 7 orang terserang DBD.
Kasus DBD terendah berada di Kecamatan Nguter dan Weru, dengan masing-masing kasus 2 orang. Lalu di Kecamatan Tawangsari, ditemukan 1 orang.
Sementara di Kecamatan Bulu belum ditemukan adanya kasus DBD hingga pekan ke-17 ini.
Jika dilihat dari geografisnya, kasus DBD paling banyak menyerang perkotaan.
"Ini bukan masalah perkotaan atau pedesaan, karena DBD disebabkan oleh nyamuk, baik dewasa maupun jentiknya," jelasnya.