Kisah Mischek Nyandoro Punya 16 Istri : Tiap Malam Layani 4 Istri, Ngaku Tak Pernah Kekurangan Uang

TRIBUNSOLO.COM - Ini adalah kisah seorang pria bernama Misheck Nyandoro (66), sebagaimana kisah dilansir oleh media Inggris, Mirror.

Yang membuat kisah Misheck Nyandoro membuat kening orang berkerut, adalah fakta bila dia punya jumlah istri yang tak lazim.

Baca juga: Viral Curhatan Istri Tunjukan Aksi Suaminya yang Perfeksionis, Akui Sempat Bete, Begini Kisahnya

Bayangkan saja, pria asal Zimbabwe ini punya istri 16 orang!

Dari pemberitaan media Zimbabwe, The Herald, Misheck Nyandoro punya 151 anak dari pernikahannya dengan 16 wanita itu.

Apakah Nyandoro adalah seorang yang kaya?

Nyandoro mengatakan, dia malah tak bekerja sama sekali.

Pria pensiunan tentara Zimbabwe ini mengaku, tak pernah punya masalah finansial dalam keluarganya itu.

Selama ini keluarga dihidupi oleh anak-anaknya yang berjumlah ratusan.

Anggota keluarga yang berjumlah ratusan itu, kata Nyandoro, malah jadi solusi keuangan.

"Anak-anak yang menghidupi kami. Mereka memberiku apa saja. Anak-anakku memanjakanku dengan hadiah, dan uang," ujarnya.

Nyandoro mengatakan, ia tak bekerja, selain di rumah saja, memberi 'nafkah batin' ke para istrinya.

Saking banyaknya istrinya, Nyandoro mengaku sampai membuat jadwal khusus untuk urusan ranjang.

Dalam semalam, ia menjadwal ada 4 istri yang harus dilayani.

Lalu esoknya bergantian 4 istri lain, dan begitu seterusnya.

"Sudah itu saja pekerjaan saya, asal istri saya puas. Saya tak ada pekerjaan lain," kaya Nyandoro.

Sementara para istri juga tak bekerja.

Mereka semua melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, atau membersihkan rumah. 

Dia mengatakan, apa yang dia lakukan ini sebagai proyek poligami.

"Proyek ini saya mulai tahun 1983, dan saya tak akan berhenti sampai ajal menjemput," kata Nyandoro.

Misheck Nyandoro mengaku belum akan berhenti menikah.

Tahun ini, dia bahkan berencana menikahi istri yang ke-17.

Nyandoro mengatakan harus mencari istri yang lebih muda, karena istri-istrinya yang sudah berumur, tak bisa lagi 'mengimbanginya'. (*)