Berita Solo Terbaru
Kelamnya Kerusuhan Solo Mei 1998, Toko Dijarah & Dibakar : Saya Merinding, Ledakan Dimana-Mana
Sejarah kelam pernah tercatat di Kota Solo pada 14 hingga 15 Mei 1998.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Sejarah kelam pernah tercatat di Kota Solo pada 14 hingga 15 Mei 1998.
Aksi kerusuhan pecah kala itu bebarengan dengan reformasi yang digaungkan para mahasiswa dan lengsernya Presiden Soeharto.
Sejumlah pertokoan di Kota Solo menjadi sasaran amuk masa dan penjarahan. Misalnya, rumah-rumah dan pertokoan di timur Jalan Slamet Riyadi, khususnya di Jalan Dr Radjiman Solo.
Tidak hanya harta, sejumlah nyawa pun terenggut akibat peristiwa tersebut.
Peristiwa tersebut hingga kini masih mengkristal dalam memoar warga setemepat, termasuk Suhatmi. Seorang penjual angkringan yang kala itu menyaksikan secara gamblang kejadian.
“Dulu saya masih jualan tengkleng kambing. Sekarang hanya wedangan dan persis di sini, di depan tempat kejadian kerusuhan,” kata Suhatmi kepada TribunSolo.com, Sabtu (15/5/2021).
Baca juga: UPDATE Kerusuhan Massa Pendukung Donald Trump di Gedung Capitol AS, 4 Orang Dilaporkan Tewas
Baca juga: Diduga Terlibat Kerusuhan Kartasura, 1 Remaja yang Ditangkap di Solo Dilimpahkan ke Polres Sukoharjo
Kala itu, massa melakukan penjarahan ke toko-toko di kawasan Jalan Dr Radjiman. Toko Milan dan Bata, tak luput dari sasaran amuk massa.
“Waktu itu saya tidak sedang jualan, sekitar pukul 10.00 WIB pagi saya mendengar ledakan kaget asap di mana - mana,” ujar dia.
“Saya takut tapi penasaran ingin lihat bersama tetangga dan warga sekitar,” tambahnya.
Banyak pemilik dan karyawan toko di kawasan tersebut, yang mayoritas berasal dari etnis Tionghoa, meminta perlindungan ke warga sekitar. Mereka terpaksa menutup toko-toko lebih awal.
“Banyak yang diserang toko sejajaran ini (Famous, Milan dan Bata),” paparnya.
Toko-toko dijebol dan dihanguskan. Kericuhan tak terhindarkan terjadi di kawasa Jalan Radjiman. Suasana mencekam begitu terasa kala itu.
“Ledakan seperti bom atau apa yang penting awalnya bukan di depan toko tapi dari arah Pasar Kembang,” ujurnya.
Saat kejadian, Suhatmi tengah berjalan dari arah Pasar Kembang menuju Jalan Dr Radjiman. Ketakutan begitu dirasakannya. Suara ledakan terdengar dimana-mana.
“Saya merinding ketakukan dimana - mana ada suara ledakan, ada keributan ada yang anarkis bakar bakar bawa obor. Tong minyak di jeblokan dan dibakar mereka seperti bawa bawa literan minyak tanah botolan dan dilempar ke gedung gedung atau toko di sekitaran sini,” ucap dia.
“Banyak yang ingin jarah pas toko itu di obong (dibakar) dan malah kebakar. Saya melihatnya histeris lihat korban kaya pitik dibakar dikarungin, ngerti saya lihatnya,” tambahnya.
Suhatmi kemudian bergegas ke rumahnya untuk mengamankan anaknya. Anaknya kemudian dititipkan ke saudaranya yang ada di kawasan Cemani. Ia mengungkapkan pasca kejadian, banyak barang yang berceceran di sepanjang Jalan Dr Radjiman.
“Berserakan, berceceran barang barang, bekas senjata banyak. Pokoknya dari arah Pasar Klewer mau ke arah Pasar Kembang, itu semua bekas kerusuhan,” tutur dia.
“Ember odol, ban ban bekas, botol dan baru setelah satu bulan sepertinya toko toko kembali berani membuka tokonya,” tambahnya. (*)