Insiden di Kedung Ombo Boyolali
Fakta Waduk Kedung Ombo: Ternyata Ada Sebuah Makam Mengapung di Tengah Waduk, Makam Siapa?
Ada fakta terkait Waduk Kedung Ombo. Bila Anda berwisata ke sana, akan menemui sebuah bangunan kecil mengapung yang ternyat adalah makam orang kesohor
TRIBUNSOLO.COM -- Waduk Kedung Ombo (WKO) medadak jadi sorotan beberapa hari belakangan.
Hal itu tak lepas dari tragedi perahu terbalik pada Sabtu (15/5/2021) siang yang mengakibatkan sejumlah korban tewas tenggelam.
Waduk Kedung Ombo memang menyajikan wisata yang indah, sehingga saat libur lebaran banyak masyarakat antusias berwisata di tempat satu ini.
Baca juga: Viral Foto dan Video Kondisi Perahu Kelebihan Muatan Sebelum Terbalik di Kedung Ombo, Ini Faktanya
Baca juga: Jadi Saksi Kunci, Nahkoda Perahu Maut Tragedi Waduk Kedung Ombo Dilibatkan Pencarian Korban
Ada fakta terkait Waduk Kedung Ombo.
Bila Anda pernah berwisata ke sana, mungkin menemui sebuah bangunan kecil mengapung.

Di tengah Waduk Kedung Ombo (WKO) tepatnya di Dusun Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah terdapat sebuah bangunan kecil mengapung.
Di samping kanan kiri pintu masuk utama bangunan itu terpasang dua bendera Merah Putih.
Bangunan kecil tersebut diketahui merupakan makam Nyi Ageng Serang, seorang pahlawan nasional Indonesia. Nyi Ageng Serang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi.
Ia merupakan anak Pangeran Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari Kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang sekarang wilayah perbatasan Sragen - Grobogan.
Letaknya yang mengapung di tengah-tengah waduk membuat makam ini menjadi destinasi wisata religi bagi wisatawan.
Makam ini selalu ramai dikunjungi wisatawan setiap Sura dan Muharram.
Mereka tidak hanya datang dari dalam, namun juga dari luar negeri, seperti Belanda.
Wisatawan yang datang ke makam terbuat dari papan kayu berukuran sekitar 12 x 8 meter tujuan utamanya adalah untuk berziarah.
Karena berada di tengah-tengah waduk, maka akses utama menuju makam tersebut harus menggunakan perahu.
Perahu ini telah disiapkan warga di bibir WKO. Perjalanan menuju makam membutuhkan waktu sekitar 30 menit.