Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Kisah Perantau Wonogiri yang Sukses Jualan Bakso, Kini Bangun Rumah Mewah di Kampung

Perjuangan Kadiyem (46) warga Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri sebagai perantuan tidak mudah. 

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Agil
Deretan Rumah Mewah di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Perjuangan Kadiyem (46) warga Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri sebagai perantuan tidak mudah. 

Sebelum sukses berjualan bakso di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Kadiyem sempat merantau di Serang, Banten. 

"Awal tahun 90'an saya sempat merantau di Serang. Awalnya jualan bubur sumsum. Lalu jualan jamu," katanya Kamis (20/5/2021).

Baca juga: Desa di Wonogiri Ini Isinya Rumah Mewah Mirip Vila, Ternyata Milik Para Perantau Sukses 

Baca juga: Perantau di Jakarta Gigit Jari Tak Bisa Pulang ke Karanganyar,Rindu Sungkem saat Detik-detik Lebaran

Beberapa waktu di Serang, pendapatan yang ia peroleh hanya untuk hidup sehari-hari. Sehingga dia memutuskan untuk pulang. 

Pada tahun 2014, dia ikut temannya merantau ke Lubuklinggau.

Disana dia jualan jamu keliling, sementara sang suami jualan bakso keliling. 

Sampai suatu hari, Kadiyem bertemu dengan seorang kakek mengenakan baju putih dan topi caping. 

"Kakek itu minta minum, katanya haus, tapi gak punya uang. Saya kasih jamu dan masih saya bungkusin jamu," ujarnya. 

"Kakek itu bilang, dua sampai tiga minggu lagi saya jualannya suruh di tempat saja, gak usah keliling. Kakek itu pergi dan tiba-tiba menghilang," tambahnya. 

Baca juga: Nekat Mudik ke Klaten, Perantau Wajib Karantina Mandiri 5 Hari: Biaya Ditanggung Sendiri

Sejak itu suami Kadiyem mengontrak sebuah rumah yang dijadikan warung bakso. Benar saja, setiap hari warung bakso ramai dipenuhi pelanggan. 

"Saya kalau ingat kakek itu, selalu menangis," imbuhnya. 

Saat ini Kadiyem hanya berjualan bakso. Dari penjualan baksonya itu, dia dapat membangun rumah yang megah di Desa Bubakan. 

Meski bisa membeli dan membangun rumah di Bubakan, dia enggan membeli rumah ditempat rantaunya.

"Disana saya masih mengontrak. Memang saya gak mau beli rumah disana, karena saya ingin tetap tinggal dan pulang kesini (Bubakan)," tambahnya. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved