Berita Sragen Terbaru
Malangnya Pengantin di Sragen, Tak Hanya Dibubarkan Pasca Positif, Tapi Disuruh Pulang ke Sukoharjo
Sekretaris Desa Celep, Sumadi membeberkan ternyata kedua mempelai bukan warganya, melainkan berasal dari Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pengantin di Kabupaten Sragen positif saat menjalani prosesi resepsi pernikahan.
Bahkan diminta pindah karena KTP mempelai dari Kabupaten Sukoharjo.
Adapun pernikahan berlangsung di rumah orangtuanya di Dukuh Miri, Desa Celep, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Minggu (30/5/2021).
Saat resepsi hampir rampung, tiba-tiba satgas kecamatan datang dan langsung melakukan tes swab antigen ditempat.
Baca juga: 4 Fakta Pengantin di Sragen Terpapar Covid-19: Acara Resepsi Dibatalkan, Kini Harus Isolasi Mandiri
Baca juga: Pasangan Pengantin Baru di Sragen Kena Sidak Rapid Antigen, Hasil Positif: Langsung Isolasi Mandiri
Sekretaris Desa Celep, Sumadi membeberkan ternyata kedua mempelai bukan warganya, melainkan berasal dari Kabupaten Sukoharjo.
"Sebenarnya (pengantin) orang pendatang, memang orangtuanya tinggal di sini, tapi KTP masih Sukoharjo, sebagai anak ya melangsungkan pernikahan di rumah orangtuanya," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (31/5/2021).
Setelah mengetahui hasilnya, oleh satgas desa langsung disuruh kembali ke daerahnya.
"Akhirnya ini kembali ke rumah ke Sukoharjo, biar dikarantina di sana, karena bukan penduduk sini, setelah positif gak mau resiko akhirnya disuruh pulang," jelasnya.
Sebelumnya, satgas desa telah mengawasi ketat jalannya hajatan dengan melaksanakan prinsip protokol kesehatan.
"Sudah diantisipasi dari satgas desa, sementara jangan salaman, biasanya 1 meja ada 10 kursi sekarang jadi 5, diluar juga sudah ada thermogun, tempat cuci tangan," terangnya.
Sebelumnya, pelaksanaan tes rapid antigen memang sedang digalakkan di tempat hajatan, khususnya di Kecamatan Kedawung.
"Perintah dari kecamatan setiap tempat hajatan dilakukan pengambilan sampling 4 orang, kedua pengantin dan orangtuanya, yang sekiranya sering kontak dengan orang banyak," pungkasnya.
Baca juga: Tembus 88 Kasus Covid-19 dalam Sehari di Klaten, Terbanyak Ceper, Ini Penyebabnya Bisa Meroket
Zona Merah
Melonjaknya kasus covid-19 di Kabupaten Sragen, menyebabkan kota berjuluk Bumi Sukowati tersebut kembali masuk zona merah.
Berdasarkan data per (30/5/2021) total terdapat 7498 warga Kabupaten Sragen yang terkonfirmasi terpapar virus corona.
Selain itu, menurut Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan keterisian bed di RSUD Sragen telah mencapai 66 persen.
"Saat ini bed di RSUD Sragen sudah 66 persen dari total bed yang disediakan, sedangjan di Technopark terisi 102 bed isolasi dari total sebanyak 260," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi melonjaknya kasus covid-19, Bupati Sragen akan kembali membuka bangsal perawatan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro sempat ditutup.
Baca juga: Kisah Taemin SHINee Jalani Wajib Militer, Tampil Pelontos Bak Tentara, Kini Bertugas di Bagian Ini
"Kita mempersiapkan rumah sakit karena lonjakan korona tinggi ini kita harus prepare, dan beberapa bangsal di (RSUD) Soehadi yang ditutup sekarang dibuka disiapkan kembali untuk mengantisipasi," jelasnya.
Selain itu, orang nomor 1 di Bumi Sukowati itu juga mengimbau kepada rumah sakit swasta untuk menambah ruang isolasi.
"Yang swasta hanya dalam bentuk himbauan untuk menambah tempat tidurnya," tambahnya.
Untuk menekan penularan, Pemkab Sragen juga tetap menggalakkan vaksinasi yang kini masih terus berjalan.
"Kita setiap hari vaksinasi terus, masalahnya adalah tidak setiap saat vaksin tersedia, setiap ada vaksin kita suntikan habis, ada permintaan terus," paparnya. (*)