Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Potret Ratusan Sembako dari Keluarga Cendana, yang Dibagikan untuk Mengenang 100 Tahun Soeharto

Keluarga Cendana tak hanya menggelar tahlilan dan doa mengenang 100 tahun lahirnya Presiden Soeharto, Selasa (8/6/2021).

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Penampakan sembako bergambar Presiden Soeharto yang dibagikan untuk masyarakat di kawasan Astana Giribangun, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Selasa (8/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Keluarga Cendana tak hanya menggelar tahlilan dan doa mengenang 100 tahun lahirnya Presiden Soeharto, Selasa (8/6/2021).

Di tempat peristirahatan terakhir Jenderal Besar di Astana Giribangun, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Cendana bagi-bagi sembako.

Dari informasi yang diterima TribunSolo.com, sebelum bagi-bagi sembako ada doa bersama yang diikuti warga sekitar.

Tampak dalam paket sembako berwarna putih bergambar angka 100 Tahun dan foto fenomenal Soeharto dari samping kanan siluet.

Tahlilan dan doa bersama mengenang 100 tahun kelahiran Presiden Soeharto di Masjid Nurul Iman, Dalem Kalitan, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Selasa (8/6/2021).
Tahlilan dan doa bersama mengenang 100 tahun kelahiran Presiden Soeharto di Masjid Nurul Iman, Dalem Kalitan, Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Selasa (8/6/2021). (TribunSolo.com/Azhfar Muhammad)

Baca juga: Seabad Soeharto, Tutut Soeharto Kenang Jasa Ayahnya: Bawa Indonesia dari Negara Miskin ke Berkembang

Baca juga: 100 Tahun Soeharto, Keluarga Cendana Kirim Pesan : Kalian Rindu Dulu, Swasembada & Keamanan Terjamin

Di bagian atas foto ada bintang 5 warna kuning dan bendera Merah Putih.

Hanya saja perwakilan Keluarga Cendana tak terlihat di lokasi yang berada di lereng Gunung Lawu.

Juru Kunci Astana Giribangun, Sukirno mengatakan tidak ada acara khusus yang digelar mengenang 100 tahun kelahiran Soeharto.

"Hanya digelar doa bersama dan pembagian 500 paket sembako," kata dia.

Dia mengungkapkan, doa bersama dilaksanakan pagi, mulai pukul 09.30 hingga 10.30 WIB yang diikuti 100 orang.

Doa bersama hanya diikuti Forum Mujalasah Mursyid dan Masyayikh Thoriqoh Mu'tabaroh, karyawan serta peziarah.

"Doa bersama diikuti perkumpulan ulama besar dari berbagai daerah, selain itu juga diikuti oleh karyawan sini," jelasnya.

"Setelahnya ada pembagian 500 paket sembako dari Keluarga Cendana," aku dia.

Dia juga mengkonformasi, dalam peringatan di Astana Giribangun tidak diikuti Keluarga Cendana.

"Keluarga hari ini tidak ke sini, dan belum ada rencana mau ke sini," jelas dia.

Acara di Kalitan Solo

Sementara dalam rangka mengenang 100 tahun Jenderal Besar Soeharto, Keluarga Cendana menggelar serangkaian acara dipusatkan di Kota Solo dan Karanganyar.

Ya, hari ini 8 Juni 2021 tepat seabad atau 100 tahun lahirnya sosok Presiden ke-II Republik Indonesia, Soeharto.

Di Solo yang merupakan kota kelahiran Tien Soeharto, menggelar tahlilan dan doa bersama di Masjid Nurul Iman, Dalem Kalitan, Timuran, Kecamatan Banjarsari.

Dari pengamatan TribunSolo.com, masjid dipenuhi jemaah yang mengenakan pakaian serba putih.

Di bagian depan mimbar ada yang mencuri perhatian, yakni spanduk berukuran besar mendiang Soeharto tengah berdoa.

Baca juga: Asal-usul Warung Apung di Rawa Jombor Klaten : Berdiri Setelah Soeharto Lengser, Kini Akan Diratakan

Baca juga: Beredar Foto Lama Titiek Soeharto Lahiran, Potret Anggun Halimah Muda eks Istri Bambang Jadi Sorotan

Selain itu ada tulisan "Peringatan 100 Tahun Kelahiran Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia Seabad Pak Harto 8 Juni 1921-8 Juni 2021.

Ada yang menarik selain itu yakni tulisan di bawahnya.

"Suatu Hari Nanti Kalian Rindu Masa-masa Kita Dulu, Swasembada Pangan, Kurs Dolar yang Stabil dan Keamanan Terjamin".

Panitia sekaligus Ketua Takmir Masjid Nurul Iman, Zainal Abidin mengatakan, hari ini ada acara tahlilan hingga doa bersama untuk mengenang 100 tahun Soeharto.

Sementara untuk tulisan poster merupakan permintaan Keluarga Cendana.

“Untuk tulisan yang dicantumkan di poster berasal dari salah satu permintaan keluarga, tapi yang mendesign adalah dari takmir,” kata dia kepada TribunSolo.com.

“Alasan spesifiknya kurang tahu, dari takmir hanya membuatkan poster,” tambahnya.

Meskipun demikian, pihak penyelenggara dari takmir mengaku tulisan tersebut mengandung arti yang mendalam di era pandemi saat ini.

Baca juga: 13 Tahun Berlalu, Titiek Soeharto Kenang Hari Wafatnya Sang Ayah, Bagikan Foto-foto Lawas Soeharto

Baca juga: Sejarah Hari Ini: 11 Maret 1966 Terjadi Peristiwa Supersemar, Soekarno Serahkan Mandat ke Soeharto

“Bisa jadi mengenang, kan memang zaman kejayaan Soeharto pada zaman itu kondisi ekonomi di tahun 90-an sangat stabil,” katanya.

“Berbeda dengan sekarang tahu sendiri, ekonomi sangat memprihatinkan, sehingga ada kerinduan zaman itu,” tambahnya.

Zainal mengaku masa-masa Presiden Soeharto nilai rupiah dan dollar stabil sehingga kondisi perekonomian di Indonesia terjamin.

“Pokoknya dulu (zaman Suharto) serba nyaman, murah, swsembada pangan pun stabil,” katanya.

“Bedalah dengan tahun sekarang, apalagi pandemi covid-19,” jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved