Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia
Buku Sulukan Pedalangan, Ide Terakhir Ki Manteb Soedharsono: Belum Selesai Ditulis
Dunia pedalangan menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri mendiang Ki Manteb Soedharsono. Ki Manteb Soedharsono saat ini menulis buku.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dunia pedalangan menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri mendiang Ki Manteb Soedharsono.
Pasalnya, dalang kondang yang meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19 tersebut masih memiliki sebuah ide yang belum kesampaian.
Sebuah buku. Ya, Ki Manteb Soedharsono saat ini diketahui tengah menulis sebuah tulisan tentang sulukan pedalangan.
Baca juga: Sisi Lain Mendiang Ki Manteb Soedharsono, Sosok Sederhana: Ngetik Naskah Masih Pakai Mesin Ketik
Baca juga: Cak Diqin Kenang Mendiang Ki Manteb Soedharsono, Sebut Memiliki Jiwa Sosial yang Luar Biasa
Itu diketahui dari penuturan salah seorang kawannya, Sugeng Nugroho saat dihubungi TribunSolo.com.
"Ide terakhir yang disampaikan beliau dan sampai sekarang belum terlaksana itu, beliau ingin merangkum berbagai cengkok sulukan pedalangan kuno," kata Sugeng, Jumat (2/6/2021).
Ki Manteb, sambung Sugeng, diketahui memiliki arsip atau dokumentasi terkait itu di rumahnya.
Baca juga: Jasa Besar Ki Manteb Soedharsono: Bawa Wayang ke UNESCO dan Menjadi Warisan Dunia
"Beliau sempat bilang, 'lakon-lakon kuno aku punya banyak. Ini sudah aku tulis. Kalau sudah selesai nanti tolong diketikan di komputer, ya, dik. Mengko diterbitkan'," ucap Sugeng.
Ki Manteb tidak menggunakan laptop ataupun komputer. Mendiang memilih menggunakan mesin ketik elektrik.
Itu membuatnya lebih marem dalam membuahkan karya.
Sejauh ini, ide Ki Manteb baru dalam tahap proses penulisan. Itu belum selesai lantaran kondisi kesehatan terakhir Ki Manteb.
"Saya belum tahu wujudnya karena masih dalam tahap pengetikan. Menurut beliau sudah diketik," kata Sugeng.
Wayang Warisan Dunia
Jasa Ki Manteb Soedharsono dalam dunia wayang sangatlah besar, salah satunya mendapat pengakuan UNESCO bahwa wayang adalah warisan dunia.
Menurut Sugeng Nugroho, penulis buku "Ki Manteb Soedharsono Pemikiran dan Karya Pedalangannya" untuk mendapatkan penghargaan UNESCO kepada wayang membutuhkan waktu hingga setahun lamanya.