Berita Solo Terbaru
Akibat Nekat Pasang Tenda & Kursi-kursi, 4 Pesta Nikah di Solo Dibubarkan Satpol PP, Begini Nasibnya
Gelaran hajatan yang dibubarkan tersebar di 4 titik Kota Solo, yakni kawasan Semanggi, Joyotakan, Jayengan dan Mojosongo.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sebanyak 4 hajatan atau pesta nikah di Kota Solo dibubarkan selama seminggu PPKM Darurat.
Gelaran hajatan yang dibubarkan tersebar di 4 titik Kota Solo, yakni kawasan Semanggi, Joyotakan, Jayengan dan Mojosongo.
Kepala Satpol PP Solo Arif Darmawan mengatakan, pembubaran dilakukan setelah mendapatkan laporan dari warga.
Uniknya penyelenggaraan itu dilakuan dalam satu waktu di hari yang sama Minggu (11/7/2021).
Baca juga: Sragen Kota Gelap Gulita, Jalan Sukowati Dimatikan Pukul 20.00-22.00 WIB Gegara PPKM Dilanggar Warga
Baca juga: Minggu Pertama Gerakan Sukoharjo di Rumah Saja: 4 Hajatan, Lomba Mancing dan Burung Dibubarkan
Dari setiap lokasi hajatan, Satpol PP melakukan pembubaran sesui arahan SE Wali Kota Nomor 067/2083 tentang PPKM Darurat Covid-19 di Solo.
"Aturan dalam melakukan acara pernikahan cukup dengan prosesi akad dengan maksimal 30 orang di dalamnya," jelasnya kepada TribunSolo.com, Senin (12/7/2021).
"Walaupun telat laporannya tidak apa-apa tetap kita tindak lanjut dan mendapati gelaran hajatan sudah pasang tenda hingga kursi dijejer, tetap kami bubarkan," ungkapnya.
Saat disinggung terkait fungsi Jogo Tonggo yang kurang maksimal karena masih ada warga yang nekat mengelar hajatan saat PPKM Darurat Covid-19 berlangsung.
"Di lapangan sudah dilalukan pengawasan dan patroli setiap hari tapi kalau soal, kenyataan masih ada laporan walaupun sedikit terlambat," ungkapnya.
Walaupun demikianlah, pihaknya berharap masyarakat bisa menahan untuk melakukan pembatasan aktivitas.
"Kalau dari hasil rapat jika angka Covid-19 masih naik dan warga tidak mau bersabar kemungkinan bisa diperpanjangnya PPKM Darurat," ungkapnya.
Baca juga: Kamu Isolasi Mandiri di Rumah? Ini Cara Dapat Makanan Gratis & Cara Berdonasi ke Dapur Umum Sragen
Nakes Meninggal Dunia
Puluhan tenaga kesehatan memberikan penghormatan terakhir saat jenazah staf PMI Solo, Risma Dwi Annisa (25) dibawa ke pemakaman.
Tenaga kesehatan yang bertugas di Unit Donor Darah di antaranya menangani pendonor konvelesen itu tutup usia karena terpapar Covid-19 bersama bayinya.
Adapun para rekan-rekannya di tenaga kesehatan, berjajar rapi di depan kantor PMI Solo di Jalan Kolonel Sutarto, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (12/7/2021).
Suasana itu pun tampak haru karena ambulans yang membawa jenazah 'pejuang kesehatan' berjalan pelan di antara barisan para tenaga kesehatan.
Baca juga: PPKM Darurat, Mayoritas PKL di Sentra Kuliner Brigjen Katamso Sragen Pilih Tutup, Meja Dipenuhi Debu
Baca juga: Boyolali Belum Lepas dari Jeratan Corona, Pemkab Buat Tempat Isolasi Terpusat, Tampung 87 Pasien OTG
Di antaranya mereka meletakkan tangan kanan di dada sebagai bentuk penghormatan.
CEO PMI Solo, Sumartono Hadinoto menjelaskan, prosesi tersebut sebagai penghormatan untuk tenaga kesehatan yang selama ini berada di garda terdepan.
Tenaga kesehatan yang berjajar pun mengunakan standard protokol Covid-19.
Sekitar pukul 11.00 WIB tadi, nampak para petugas lainya tak bisa membendung kesedihannya.
"Dia adalah petugas penyadap darah yang sangat luar biasa semangat membatu sesama, walaupun dalam keadaan hamil" ungkapnya kepada TribunSolo.com.
Sumartono menyampaikan Risma telah menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi Solo.
Usai melahirkan anak pertama pada Minggu (11/6/2021), Risma ikut meninggal dunia di hari yang sama.
"Tuhan berkehendak lain, ibu dan bayinya telah gugur setelah selama 7 hari berjuang melawan paparan COVID-19," ungkapnya.
Sementara itu, sekarang ada 20 lebih Nakes kami terpapar Covid-19, dan melakukan Isolasi terpusat di Akbara Solo.
Kabar Duka
Kabar duka datang dari PMI Kota Solo, satu tenaga kesehatan (nakes) mereka meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Nakes tersebut meninggal setelah melahirkan pada Minggu (11/6/2021), bayinya juga diketahui meninggal.
Menyusul pada hari ini, Nakes berinisial RDA meninggal dunia pagi tadi hari di RSUD Dr Moewardi Solo.
Baca juga: Sudah Terlanjur Viral, Ternyata Kimia Farma Sukoharjo Batal Layani Vaksinasi Corona Mandiri Hari Ini
Baca juga: Daftar Lengkap Lokasi Isolasi Terpusat dan Daya Tampung Pasien Corona di Solo: Berikut Rinciannya
CEO PMI Solo, Sumartono Hadinoto, membenarkan akan kabar duka terebut.
“Hari ini kami PMI Kota Surakarta (Solo) berduka, salah satu nakes kami hari ini dipanggil Tuhan setelah melahirkan. Kemarin bayinya terlebih dahulu dipanggil Tuhan dan hari ini ibunya,” ungkapnya kepada Tribunsolo.com, Senin (12/7/2021).
Prosesi pemakaman diketahui telah selesai dilakukan dengan protokol Covid-19.
Baca juga: Apa Itu Kappa dan Lambda? Varian Baru Virus Corona yang Bikin Ilmuwan Khawatir Selain Varian Delta
Sebagai penghormatan terakhir, jenazah dilewatkan depan PMI Solo sebelum dibawa ke tempat pemakaman.
Dalam kesempatan itu, Pihaknya merasa sangat kehilangan akan sosok RDA.
"Dia adalah relawan pengambil darah yang sangat luar biasa membantu sesama," ungkapnya.
"Sekarang ada 20 lebih Nakes kami terpapar Covid-19, dan melakukan Isolasi terpusat di Akbara Solo," ungkapnya.
Untuk itu, Sumartono menghimbau masyarakat untuk untuk bergotongroyong menerapkan 5 M dengan ketat. (*)