Berita Solo Terbaru
Perjuangan Pegawai Transmart Solo, Bertahan di Tengah Pandemi: Keluar Mal, Jualan di Pinggir Jalan
PPKM Darurat ini membuat beban para pengusaha semakin berat. Mereka harus memutar otak dan keluar dari cara biasa mereka berjualan.
Penulis: Iqbal Fathurrizky | Editor: Ryantono Puji Santoso
Seniman yang tergabung dalam wayang Boyolali ini pun menggelar lapak mereka di pinggir jalan di Pasar Mangu, Boyolali, pada Minggu (8/8/2021).
Mereka datang dengan kostum dan dandanan ala penampilan.
Namun itu bukan tujuan mereka, karena mereka datang berjualan alat pentas yang biasa mereka tampilkan.
Di bawah terik matahari pukul 13.00 WIB, para seniman tersebut berteriak menawarkan alat perlengkapan mereka.
Mereka menjual wayang kulit hingga video recorder yang harganya jutaan rupiah.
Sambil berpanas-panasan mereka berteriak menawarkan dagangan demi membeli makan.
"Ayo wayangnya, kostumnya kami banting harga, murah meriah untuk anda," teriak salah seorang kru di atas mobil terbuka.
Sesekali hadir pengguna jalan yang terlihat berminat dengan barang yang mereka tawarkan.
Ada yang membeli atau hanya sekedar basa-basi dan langsung pergi.

Baca juga: Emak-emak di Laweyan Solo Ketahuan Jual Miras Ciu: Digerebek Malam Hari, Sanksi Tipiring
Baca juga: Kisah Sedih dari Boyolali : Pandemi Buat Dalang Gondo Menyerah, Jual Wayang untuk Bayar Cicilan Bank
Menurut Gondo Wartoyo, selaku dalang yang memimpin rombongan tersebut, mereka terpaksa menjual alat pentas mereka karena terdesak kebutuhan ekonomi.
"Kami berjualan karena sudah tidak pentas nyaris dua tahun lamanya," katanya.
Kegalauan itu semakin memuncak saat penampilan berhenti, namun bunga bank masih tetap berjalan.
"Kami masih harus menutup biaya cicilan, karena ditagih terus oleh pihak bank," jelasnya.
Ternyata kejadian pengusaha pentas seni melakukan cuci gudang di pinggir jalan bukan yang pertama kali.
Sebelumnya seorang pengusaha penyewaan sound system juga membuka lapak, menawarkan seluruh alat pengeras suaranya kepada pengguna jalan.