Berita Solo Terbaru
Kisah Bocah Temani Ayahnya yang Tunanetra Ngamen Keliling Solo, Tidak Mengeluh Berangkat Jam 3 Pagi
Perjalanan hidup bocah 9 tahun bernama Melya Damayanti tidak mudah, tetapi dia menunjukkan baktinya kepada orangtuanya.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Bahkan tak hanya sebagai penunjuk jalan, Melya juga menjadi jubir bagi ayahnya di setiap transaksi pembelian.
"Terkadang kalau anak saya jajan suka dikasih gratis, padahal sudah suruh untuk bayar," terangnya.
Baca juga: Kisah Sartono, Seniman Tunanetra Pembuat Patung Asal Klaten: Tak Bisa Melihat Sejak Kelas 3 SD
Baca juga: Driver Ojol Lepas Tembakan Peringatan Bikin Pelaku Sabung Ayam Kabur, Ternyata Kapolsek Menyamar
"Tapi karena sudah dekat dengan para pedagang atau mungkin karena kasihan, mau ambil jajan suka dikasih gratis," imbuhnya.
Melya yang sudah ditinggal ibunya di saat berumur 4 tahun tersebut bercita-cita untuk menjadi seorang dokter.
"Ibunya pergi dengan laki-laki lain saat dia berumur 4 tahun," ungkapnya.
"Kini hanya saya dan neneknya yang saling bahu membantu masa depan Melya, semoga cita-citanya terwujud," harapnya.
Tak Mau Membebani Orang
Hidup seorang pengamen tunanetra asal Kota Solo sungguh menyentuh hati.
Meski tak bisa melihat, Sony tak mau membebani orang lain dengan keterbatasannya.
Baca juga: Kisah Bakul Bakso Keliling Gowes Sejauh 650 Km dari Tangerang ke Wonogiri : Demi Sambut HUT ke-76 RI
Baca juga: Kisah Buruh Bangunan di Solo, Gali Lubang Tutup Lubang hingga Iklankan Gadai Rumah Demi Bayar Utang
Terbukti dirinya lebih memilih menunjukkan skill bermusiknya di hadapan khalayak warga.
Dirinya mampu bermain alat musik seperti gitar, ukulele, hingga harmonika.
Uniknya, Sony belajar secara otodidak tanpa ada satu guru khusus yang mengajarinya, karena ingkungan dan keadaan yang membentuknya.
"Ya otodidak," kata dia kepada TribunSolo.com.
Buta Karena Kecelakaan
Sony sapaan akrabnya lahir pada pada tahun 1980, selayaknya bayi biasa, seluruh organ panca indra dan fisiknya normal.