Berita Sukoharjo Terbaru
Demi Fulus, Kakak di Nguter Sukoharjo Tega Palsukan Jamu Adiknya, Rugikan Korban Rp 1 Miliar Lebih
Kasus pemalsuan merek jamu terjadi di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Nguter Pusat Pusat ABK Kapal
Sementara itu, nasib tak menguntungkan harus diterima puluhan Anak Buah Kapal (ABK) pesiar mewah asal Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
Bagaimana tidak selama setahun dipulangkan ke Indonesia, belum juga dapat panggilan kerja.
Kenyataan ini berbanding terbalik saat sebelum adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Adapun Pengkol sendiri dikenal sebagai desa pelayaran di Solo Raya, karena banyak warganya menjadi ABK pesiar mewah di Amerika Serikat (AS) hingga Eropa.
Menurut Kades Pengkol, Sugiyo, ada sekira 65 orang warganya yang bekerja di kapal pesiar yang masih di rumah.
Baca juga: Kisah ABK Selamat dari Tragedi Tenggelamnya 14 Kapal di Kalbar, Bertahan 11 Jam Mengapung di Laut
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh Khas Nguter Sukoharjo untuk Jaga Stamina, Kini Banyak Dicari saat Pandemi
"Yang berangkat baru 7 orang, semuanya itu bagian loundry di kapal," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (4/8/2021).
Sementara untuk ABK lainnya di tempatkan pada posisi restoran maupun pada room yang semuanya masih berada di rumah.
"Yang lainnya juga ingin cepat-cepat berangkat. Tapi banyak yang belum dapat jadwal, dan ada yang ditunda juga keberangkatannya," ujarnya.
Hal ini berdampak pada ekonomi ABK kapal internasional itu.
Sebab, selama satu tahun ini mereka tidak mendapatkan pemasukan.
Sejumlah ABK memutuskan alih profesi, untuk mencukup kebutuhan ekonomi mereka.
"Banyak yang alih profesi, sambil menunggu jadwal keberangkatan mereka," katanya.
"Ada yang jualan online, jadi ojek online, hingga berjualan HIK," ujarnya.
Dia berharap, para ABK kapal ini bisa segera kembali bekerja seperti biasa kembali.
"Agar perekonomian mereka kembali pulih," jelas dia. (*)