Berita Sragen Terbaru
Hasil Survei BPS Sargen saat Pandemi : Mayoritas Warga Masih Abai Prokes, Terbanyak Ogah Jaga Jarak
Berdasarkan survei yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, dapat dilihat perilaku masyarakat Sragen selama pandemi covid-19.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Salah satunya di Kabupaten Sragen, di mana Pemkab tetap mengizinkan pasar buka 100 persen, di tengah pemberlakuan PPKM level 4.
Salah satu pedagang di Pasar Bunder Sragen, Nanik (65) mengatakan kebijakan PPKM sangat berpengaruh ke aktivitas ekonomi di pasar.
"Selama PPKM ini, meski masih diizinkan buka, tapi pendapatan tetap kacau, misalnya sehari dapat Rp 50 ribu, ini cuma dapat Rp 20 ribu," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (14/8/2021).
Baca juga: Vaksinasi di Sragen Hari Ini : Sudah Ada 3 Ribu Dosis, Bupati Minta Warga Berdoa Biar Tak Tersendat
Baca juga: Geger Ratusan Lembar Uang Rp 50 Ribu & Rp 100 Ribu di Koper Ditemukan di Sragen, Ternyata Uang Palsu
Meski begitu, Nanik yang merupakan pedagang cabai dan komoditi bawang tersebut, tetap bersyukur pendapatannya masih cukup untuk makan.
"Untungnya saya sudah nggak ada tanggungan anak sekolah, kalau yang lain yang masih ada tanggungan, ya tetap mengeluh," jelasnya.
"Kasarannya kalau bisa menjual bawang sehati 10 kilogram, uangnya masih cukup untuk makan," imbuh Nanik.
Menurut Nanik, selama PPKM pembeli yang datang ke pasar menurun drastis.
"Pasar ya seperti ini setiap hari, sepi yang datang sedikit, kalau diatas jam 12 tambah sedikit lagi, hanya ada 1 sampai 2 orang saja," ujarnya.
Bahkan, Nanik juga sering dicurthati pembelinya, mau belanja tetap tidak punya uang.
Meski berdampak, Nanik mengatakan tidak bisa berbuat banyak terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19.
"Kalau nanti PPKM di perpanjang sampai jauh, ya mau gimana lagi, kita wong cilik, mau nggak mau harus mau ngikutin aturan pemerintah," jelasnya.
Kebut Vaksinasi
Pemkab Kabupaten Sragen mengejar target vaksinasi 70 persen.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan akan memaksimalkan stok vaksin yang ada, agar tak terjadi keterlambatan penyuntikan dosis kedua.
"Karena beberapa daerah dosis kedua kan habis, jadi kita harus betul-betul atur jangan sampai ada jarak yang jauh antara dosis pertama dan kedua," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (14/8/2021).