Berita Karanganyar Terbaru
Sempat Tertunda 2 Tahun, Tukar Guling Tanah Tergerus Tol Solo-Ngawi di Gondangrejo Akhirnya Diproses
Pasalnya proses penggantian tanah kas desa harus melalui izin dari dari Bupati Karanganyar dan Gubernur Jateng.
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sempat tertunda 2 tahun, proses tukar guling tanah kas Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar bisa diproses.
Tanah tersebut sempat tergerus Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Solo-Ngawi.
Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Karanganyar, Rusmanto menyampaikan, proses tukar guling tanah tersebut tertunda karena terkendala izin.
Pasalnya proses penggantian tanah kas desa harus melalui izin dari dari Bupati Karanganyar dan Gubernur Jateng.
Baca juga: Jadi Miliarder, Pria Klaten Ini Terima Ganti Rugi Tol Solo-Jogja Rp 4 M Lebih, Ogah untuk Foya-foya
"Tanah pengganti (tanah kas desa) di Wonorejo kan tidak ada. Salah satu jalan kita carikan tanah terdekat di Kecamatan Kebakkramat, Tasikmadu dan Jaten," katanya.
Dia menuturkan, pemilik lahan yang nantinya akan ditukar menjadi tanah kas desa tidak ada yang mengundurkan diri meski harus menunggu selama dua tahun.
Ada 23 bidang milik warga dengan luas 72.932 meter persegi yang nantinya akan ditukar guling menjadi tanah kas desa.
Lanjutnya, pemilihan lahan di tiga kecamatan itu karena di wilayah tersebut lahannya produktif untuk pertanian.
"Proses lama karena tanah kas desa. Kalau itu tanah masyarakat sudah dibayar dulu," ucapnya.
Rusmanto mengungkapkan, intinya dari pihak PP Kom, pihak Desa Wonorejo dan pemilik lahan yang dijadikan pengganti tanah kas desa sudah bersedia dan tinggal menunggu proses perizinan ke Bupati Karanganyar dan Gubernur Jateng.
Kepala Dispermades Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto menambahkan, nilai dari 23 bidang dengan luas 72.392 meter persegi itu nilainya sekitar Rp 26 miliar.
Selain terkendala perizinan, mekanisme pembayaran juga menjadi kendala keterlambatan pembayaran ganti rugi proyek jalan tol.
"Proses diawal mudah karena dana talangan tapi ini harus melalui proses pengajuan ke PUPR," jelasnya.
Baca juga: Sukses Boyong Messi, 5 Pemain Ini Dijadikan Tumbal PSG Keluar dari Jeratan Financial Fair Play
Baca juga: Pembelaan Presiden Afghanistan Dituding Kabur dan Bawa Uang Rp 2,4 T, Ungkap Kemungkinan Terburuk
Rezeki Nomplok
Rezeki nomplok diterima seorang warga Kabupaten Klaten yang tanahnya tergusur proyek Tol Solo-Jogja.
Dia adalah Agung Setiyoko, warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo.
Tak hanya ratusan juta, pria itu mendapatkan ganti rugi proyek strategis nasional (PSN) Trans Jawa itu menembus angka fantastis sebanyak Rp 4,3 miliar.
Saat menerima secara simbolis, sosoknya sangat sederhana, dia memakai baju batik dan ikat kepala tradisional.
Secara simbolis dia menerima papan besar dan buku rekening bank.
Baca juga: Bergelimang Uang, Warga Glagahwangi Klaten Terima Rp 36 Miliar, karena Tanah Tergusur Tol Solo-Jogja
Baca juga: Progres Pembebasan Lahan Tol Solo-Jogja di Boyolali Masih Minim, Baru 39 Persen dari 1.053 Bidang
Selain ada identitas, di papan itu tertulis luas tanah dan besaran nilai ganti rugi yang didapatkan oleh pria yang biasa disapa Agung Bakar.
Terlihat tertulis luas tanahnya sekitar 349 meter persegi dan nilai ganti ruginya Rp 4, 3 miliar.
Penyerahan secara simbolis tersebut diserahkan oleh anggota PPK Tol Solo-Jogja, Christian Nugroho ditemani Camat Polanharjo, Joko Handoyo, Koramil Polanharjo, dan Polsek Polanharjo.
Agung Setiyoko mengaku bersyukur menerima uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp 4,3 miliar.
"Suatu kebahagiaan bagi saya sebagai warga yang terdampak dan saya turut mendukung program dari pemerintah," kata dia kepada TribunSolo.com, Kamis (12/8/2021).
Kemudian Agung berencana memakai UGR untuk membeli lahan satu desa .
Meskipun begitu, pihak saat ini mengaku tengah mengecek lokasi di luar desanya karena lahan di Desa Kranggan masih tinggi.
"Saya baru melihat lokasi di luar desa, karena harga di desa kami masih tinggi," ujar Agung.
Selain itu, pria disapa Agung Bakar berencana akan menggunakan UGR tersebut untuk membuat sanggar kesenian karawitan untuk anak-anak.
Dia tidak memilih memborong mobil seperti fenomena di daerah lain.
Ia mengaku ingin membuat sanggar tersebut karena pasionnya sebagai seniman sekaligus budayawan
"Hal ini juga merupakan keprihatian saya selaku seninam karena masyarakat masih belum paham pentingnya seni budaya dalam masyarakat," tutur Agung
Lebih lanjut dia menjelaskaan, meski bergelimang uang dirinya memanfaatkan sebaik-baiknya.
"Pesan kami, warga-warga yang terdampak untuk menggunakan UGR tersebut secara baik dan tidak digunakan foya-foya," pesannya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Proses Tukar Guling Tanah Kas Desa di Karanganyar Terdampak Jalan Tol Mulai Diproses