Berita Boyolali Terbaru
Pandemi Bikin Ibu Hamil di Boyolali Membludak Capai 3 Ribu Orang, Sampai Jumlah Vaksin Tak Cukup
Fenomena jumlah ibu hamil membludak di tengah pandemi di Kabupaten Boyolali membuat vaksin tidak cukup.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Fenomena jumlah ibu hamil membludak di tengah pandemi di Kabupaten Boyolali membuat vaksin tidak cukup.
Data Dinkes per 23 Agustus, tercatat ada 3.417 bumil yang disasar vaksin jenis sinovac.
Padahal Dinkes Boyolali hanya punya mengalokasikan vaksin bumil ini sebanyak 200 vial atau 2 ribu dosis.
Jumlah Bumil yang jadi sasaran vaksinasi itu akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Pasalnya jumlah itu hanya bumil dengan usia kandungan 13-33 minggu saja yang jadi sasaran vaksinasi.
Baca juga: Demi Sebuah HP, Duo Maling di Sragen Tega Tusuk Korban Berkali-kali, Kini Lesu di Hadapan Polisi
Baca juga: Coretan Orang Miskin Dilarang Sakit di Solo Hilang Dalam Sekejap, Kini Tulisan Dicat Tapi Berbekas
Sehingga jika saat ini, usia kehamilan baru 12 minggu, pekan depan ada lagi Bumil yang usianya 13 minggu dan bisa mendapat vaksin.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ariyanto mengatakan tidak semua bumil mendapatkan vaksin.
“Hanya bumil dengan usia kandungan 13-33 minggu yang bisa mendapat vaksin,” ujarnya, kepada TribunSolo.com, Selasa (24/8/2021).
Dari 3.417 bumil di Boyolali ini, baru 331 orang atau 9,68 persen yang mendapat vaksin covid-19.
“Karena vaksinasi bumil ini baru dimulai Senin (23/8/2021) lalu,” ucapnya.
Ari mengatakan alokasi vaksin bumil hanya 2 ribu dosis dan sudah habis. Karena telah disalurkan ketiap Puskesmas.
Sehingga kekurangannya telah diajukan ke Dinkes Provinsi untuk dialokasikan. Diharapkan, vaksinasi bumil bisa diselesaikan satu minggu ini.
"Sudah diusulkan kekurangannya semoga segera dapat lagi tambahannya. Karena bumil termasuk masyarakat rentan tertular," terang dia.
"Kematian ibu karena Covid-19 sebanyak 24 kasus dari total 36 kasus kematian pada tahun ini," jelasnya.