Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita dari Solo

Di Daerah Sragen ini, Warga Percaya Dengarkan Lagu Sinden Bisa Bikin Terjebak di Dunia Lain

Kejadian aneh tak terduga akan menimpa orang yang mendengarkan lagu sinden di sebuah desa di Sragen ini.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Makam Syekh Muhammad Nasher atau yang terkenal disebut Mbah Singomodo di Dukuh Singomodo, Desa Kandang Sapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. 

"Namun, Eyang Nasher menangkap maksud suka sabahatnya suka dengan sinden tersebut," aku dia.

"Dan akhirnya karena sama-sama belum menikah, sahabat dan sindennya itu dinikahkan," papar Mbah Slamet.

Baca juga: Fakta Meninggalnya Ki Seno Nugroho: Sinden Nyanyikan Gending saat Layatan, 2 Wayang Ikut Dikuburkan

Namun, Eyang Nasher memberikan syarat jika Sinden tersebut harus berhenti dari kegiatan menyindennya.

Diduga karena Eyang Nasher kurang berkenan dengan Sinden, maka membagi wilayahnya menjadi dua dengan sahabatnya itu.

"Dan sinden menyanggupi, lalu Eyang Nasher membagi wilayahnya menjadi 2, yakni bagian barat dan timur," terangnya.

"Untuk sinden dan seorang sahabatnya disuruh tinggal di bagian barat, sedangkan Eyang Nasher di sebelah timur," tambahnya. 

Sejak saat itu, pantangan mendengarkan lagu yang dinyanyikan Sinden berlaku di wilayah sekitar makam Eyang Nasher yang mencakup satu RT tersebut.

"Warga desa hanya boleh mendengarkan lantunan rebana atau cerita wayang," aku dia.

Kejadian Aneh Terjadi

Berdasarkan cerita warga, sudah banyak kejadian yang terjadi, apabila ada seseorang melanggar pantangan tersebut.

Baca juga: Testimoni Lika-liku Vaksinasi Sragen : Meski Baru Disuntik Usai 5 Jam Menunggu, Pria Ini Tak Kesal

Baca juga: Sisi Unik Sragen : Budaya COD Menjamur, Penjual & Pembeli Pilih Janjian di Alun-alun saat Bertemu

Pantangan tersebut juga tidak hanya berlaku bagi warga Singomodo saja, melainkan bagi siapa saja yang berada di wilayah tersebut.

Area pantangan berlaku di satu RT di Dukuh tersebut, atau di sekitar makam Syekh Muhammad Nasher.

Slamet mengatakan dulu pernah ada seorang warga desa yang nekat membunyikan radio, hanya sebagai hiburan saja.

Baca juga: Ratusan Wisatawan Kecele, Mau Lihat Manusia Purba, Ternyata Gerbang Museum Sangiran Sragen Digembok

"Namanya manusia, ya ingin mencari hiburan, akhirnya nekat membunyikan lagu sinden, walaupun nggak keras, orang dan radionya hilang tanpa jejak hingga sekarang belum ketemu," katanya.

Selain itu, waktu salah satu warga menggelar hajatan, dua orang yang bertugas sebagai operator sound system mengatakan dengan lancang, jika dia tidak percaya dengan hal tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved