Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita dari Solo

Di Daerah Sragen ini, Warga Percaya Dengarkan Lagu Sinden Bisa Bikin Terjebak di Dunia Lain

Kejadian aneh tak terduga akan menimpa orang yang mendengarkan lagu sinden di sebuah desa di Sragen ini.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Makam Syekh Muhammad Nasher atau yang terkenal disebut Mbah Singomodo di Dukuh Singomodo, Desa Kandang Sapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. 

Kemudian, ketika hajatan sedang istirahat pada waktu jam maghrib, kedua tersebut pergi mandi di sendang tak jauh dari lokasi hajatan. 

"Waktu selesai, dua orang tersebut ingin kembali ke tempat hajatan yang tak jauh dari sendang, tapi saat mau kembali mereka hanya berputar-putar dari sendang, makam, masjid, begitu terus," terangnya.

Baca juga: Potret Guru di Sragen Mulai Bersihkan Ruang Kelas, Berharap Pembelajaran Tatap Muka Segera Dimulai

Kemudian, menurut Slamet, warga lalu bertemu dengan kedua soundman tersebut.

Saat ditanya mau ke mana, mereka menjawab sedang mencari arah balik ke tempat hajatan. 

Warga yang menemui kedua pria tersebut bingung, karena dari posisi mereka berada, sudah terlihat tempat hajatan tersebut. 

Kedua orang tersebut diantar ke tempat hajatan, dan ketika sampai mereka tersadar dan kemudian pingsan. 

Selain hal itu, kejadian juga menimpa warga Purwadadi yang waktu itu merupakan seorang sopir travel yang mengantar santri untuk ziarah ke makam Syekh Muhammad Nasher.

Baca juga: Guru Ngaji di Sragen Dilaporkan ke Polisi, Cabuli Bocah 12 Tahun: Korban Dikunci di Gudang

Sampai di area parkir makam, sopir tersebut memutar radio dengan saluran hiburan tayub, yang biasanya diiringi oleh sinden.

Dengan ketidaktahuannya, kemudian ia mendengarkan lantunan tayub di dalam mobilnya. 

"Sempat diperingatkan oleh warga, kalau tidak boleh mendengarkan sinden, kemudian mereka pulang dan melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur," ujarnya.

"Sampai di Mantingan, Ngawi keempat ban travel tersebut kempes, kemudian mereka mencari tukang tambal ban, dan ketemu di Banaran, Sragen," tambahnya. 

Saat dicek oleh tukang tambal ban, ternyata tidak ada kebocoran pada ban travel tersebut.

Dengan rentetan kejadian tersebut, Slamet berharap siapapun yang datang ke Singomodo, untuk mengikuti adat dan kepercayaan yang ada. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved