Berita Boyolali Terbaru
Selamatkan Pakis Pohon Merapi-Merbabu, Pemkab Boyolali Lakukan Konservasi di Kebun Raya Indrokilo
Masyarakat sebaiknya lebih bijak dalam menebang pohon di hutan.Bisa jadi pohon yang ditebang itu populasinya sangat terbatas dan termasuk Pakis Pohon.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Masyarakat sebaiknya lebih bijak lagi dalam menebang pohon di hutan.
Bisa jadi pohon yang ditebang itu populasinya sangat terbatas dan termasuk tanaman yang dilindungi. Seperti Pakis Pohon misalnya.
Ternyata tanaman yang biasa ditebang untuk dijadikan media tanam berbagai macam bunga itu sudah langka.
Pakis pohon biasa ditemui di daerah lereng Merapi dan Merbabu saat ini mulai susah ditemukan.
Selain eksploitasi yang berlebihan dan sulitnya berkembang biak menjadikan tanaman ini masuk kategori pohon dilindungi.
Biasanya, batang pohon ini dipotong-potong lalu dilubangi.
Padahal, Pakis Pohon ini tak bisa dikembang biakan. Semua tergantung pada alam.
Staf Teknis Koleksi UPT KRIB DLH Boyolali, Yunus Puratmoko mengatakan paku-pakuan memiliki spesifikasi khusus.
Baca juga: Tak Ingin Jadi Korban Skimming ? Simak, Tips dari Pengamat Ekonomi UNS Berikut Ini
Baca juga: Siapa Terbaik Diantara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi? Zlatan Ibrahimovic Punya Jawaban Sendiri
Berbeda dengan tanaman lainnya, paku-pakuan termasuk pakis pohon tidak bisa dikembangbiakan.
Meskipun spora-spora tanaman menempel pada bagian belakang daun.
Untuk melestarikan pakis pohon, Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) melakukan konservasi terhadap Pakis pohon atau cyathea ini.
"Pakis pohon ini sering diburu untuk dijadikan media tanam. Biasanya untuk bunga-bunga anggrek, gelombang cinta dan lainnya. Sayang, karena sering diburu pohon pakis mulai langka," ujarnya
Dia mengaku untuk mendapatkan Pakis pohon ini, pihaknya musti melakukan pencarian di lereng Merababu.
Beruntung, di wilayah Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari, masih ditemukan tanaman ini.
Dari 10 pohon yang diambil untuk dikembangkan, yang bisa bertahan hidup hanya 5 pohon saja.
"Hidup lima aja kami sudah senang sekali. Paling tidak kami membantu dalam konservasi. Karena pakis pohon dan paku-pakuan itu unik. Tidak bisa dibudidayakan karena tidak bisa ditanam maupun dikembangbiakan oleh manusia," terangnya.
Dia mengaku perawatan pakis pohon untuk konservasi sendiri tidaklah mudah.
KRIB harus membuat doom sebagai penutup dari sinar matahari sekaligus untuk menjaga kelembaban udara.
Selain itu, pihaknya juga musti melakukan penyiraman setiap saat secara otomatis agar Pakis pohon ini bisa terus tumbuh.
“ Kecenderungan untuk hidup di daerah lembab membuat pakis pohon susah dipindahkan. Karena cuacanya berbeda saja bisa kering lalu mati,” pungkasnya. (*)