Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

5 Fakta 10 Mahasiswa UNS Diciduk karena Bentangkan Poster, Ada Dialog Panjang Sebelum Dibebaskan

Kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo Kota Solo, menyita sejumlah elemen masyarakat, Senin (13/9/2021).

TribunSolo.com/Agil Tri Setiawan
Sejumlah mahasiswa UNS diciduk aparat yang diduga polisi, di tengah kunjungan Presiden Jokowi ke Solo, Senin (13/9/2021). Para mahasiswa itu membawa poster uang ditujukan untuk Presiden Jokowi. 

Yakni memberitahukan kepada polisi terkait agenda dan materi yang harus diinformasikan atau diberitahukan tersebut.

"Jadi tata cara penyampaian pendapat di muka umum tidak boleh diabaikan, kita beri pemahaman dan pengertian," tuturnya.

Dia menekankan, aruran lain yakni larangan berkerumun di tengah pandemi Covid-19 karena berpotensi menimbulkan kerumunan.

"Kita bersepakat penanganan dan pengendalian Covid-19 ini harus menjadi konsen perhatian kita bersama," aku dia.

"Semua elemen agar bisa tertangani dan dikendalikan dengan baik. Jika masyarakat sehat, ekonomi akan kuat dan pulih kembali dengan cepat," ujarnya.

4. Kuasa Hukum : Ada Dialog Panjang

Kuasa hukum mahasiswa UNS, I Made Ridho membenarkan, jika 10 mahasiswa yang sempat diciduk polisi di Jalan Ir Sutami, kini sudah dibebaskan.

"Sudah dikeluarkan semua, 10 mahasiswa itu," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (13/9/2021).

Ridho menjelaskan, BEM UNS telah meminta pihaknya untuk mengawal mahasiswa yang dibawa ke Mapolresta Solo.

"Kita lakukan advokasi, dialog panjang. Sekira pukul 16.00 WIB, mereka dibebaskan," aku dia.

Baca juga: Di Balik Pembebasan 10 Mahasiswa UNS Solo yang Diciduk Polisi, Kuasa Hukum : Ada Dialog Panjang

5. Aktivis HAM sebut tindakan Polisi bisa coreng nama Presiden.

Penangkapan 10 mahasiswa gegara membawa poster kritikan saat Presiden Jokowi ke UNS, dinilai tindakan terlalu reaktif yang ditunjukan aparat.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menerangkan, penangkapan itu sebagai pendekatan yang salah.

"Salah, padahal Jokowi sendiri memahami bahwa mahasiswa punya peran untuk bersikap ekspresif, kritis dan bersuara di dalam publik," kata dia kepada TribunSolo, Senin (13/9/2021).

Julius menyayangkan, bahwa yang selalu menjadi masalah dalam penanganan ekspresi publik adalah dengan dalih mengganggu ketertiban umum sehingga harus diamankan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved