Berita Boyolali Terbaru
Catat! Satpol PP Boyolali Tegaskan Resto Bisa Dibuka Tapi Wisatanya Belum, Jika Nekat Ini Akibatnya
Satpol PP Boyolali menekankan wisata di Waduk Cengklik Boyolali belum diperbolehkan dibuka untuk umum.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Untuk area publik seperti taman dan tempat wisata yang ada masih ditutup.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, pelonggaran itu diberikan seiring denga status zona Covid-19 Kabupaten Sukoharjo.
"Saat ini kita berada di zona kuning. Meski sudah ada beberapa kelonggaran yang diberikan, tapi kita tetap harus taat protokol kesehatan," jelas dia.
Sukoharjo Disorot Luhut
Angka kematian Covid-19 di Sukoharjo mendapat perhatian khusus dalam konferensi pers virtual penanganan Covid-19 Jawa Bali yang digelar kementerian.
Dilansir dari TribunJateng, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebutkan ada tiga wilayah di Jateng yang mengalami peningkatan angka kematian.
Baca juga: Pemerintah Umumkan PPKM Diperpanjang, Ada Kabar Baik: Bioskop di Daerah Level 2 dan 3 Boleh Buka
“Peningkatan angka kematian di Jateng ada di Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Tegal,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (13/9/2021) petang.
Meski tak menyebutkan angka pasti, Luhut menuturkan, kondisi terebut menjadi catatan penting.
“Ini menjadi peringatan bagi pemerintah, jangan sampai kasus Covid-19 meledak seperti 15 juli lalu,” ujarnya.
Selain tiga wilayah tersebut, ia menyampaikan, progres penurunan angka kasus Covid-19 di Jawa Bali terhitung baik.
“Dalam penerapan PPKM Jawa Bali sejak 6 hingga 13 September, penurunan angka Covid-19 secara nasional sangat baik. Secara nasional angkanya turun 93,9 persen, dan wilayah Jawa-Bali turun 96 persen dibanding 15 Juli lalu,” jelasnya.
Menyoal jumlah kasus aktif di Jawa-Bali, Luhut memaparkan, terjadi penurunan mencapai 100 ribu pada 13 September.
“Untuk kasus baru di angka 2.577, dan angka kesembuhan di Jawa-Bali mencapai 12 ribu lebih,” jelasnya.
Dikatakanya, progres penurunan angka Covid-19 di Jawa-Bali diluar perkiraan pemerintah pusat.
“Meski demikian, kehati-hatian harus tetap dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah percepatan vaksinasi dan implementasi Prokes, yang menurut data masih kurang. Hal itu disebabkan karena uforia penurunan level PPKM di beberapa daerah,” papar Luhut.
Kondisi tersebut menurutnya cukup berbahaya, karena bisa mengundang gelombang Covid-19 berikutnya di tengah gempuran varian delta.
“Nah kondisi ini juga yang terus dipertanyakan masyarakat, kapan PPKM berakhir. Jawabannya di Jawa-Bali PPKM akan diberlakukan terus, hal itu juga akan diberlakukan di luar Jawa-Bali,” kata Luhut.
Ia menerangkan, PPKM menjadi alat untuk memonitor angka Covid-19 untuk bahan melakukan evaluasi guna memberlakukan kebijakan.
Pemerintah Umumkan PPKM Diperpanjang, Ada Kabar Baik: Bioskop di Daerah Level 2 dan 3 Boleh Buka
Pemerintah memastikan masih akan memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di Jawa-Bali untuk sepekan ke depan.
Sebagaimana kebijakan perpanjangan PPKM itu disampailan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (13/9/2021) malam.
Baca juga: PPKM Berlevel Diperpanjang atau Tidak? Berikut Kondisi Terbaru Covid-19 di Indonesia
Baca juga: Kesaksian Tuan Rumah yang Gelar Hajatan di Tengah PPKM: Kami Legowo Dibubarkan
Luhut juga meyebut tidak mungkin akan memberhentikan PPKM.
Menurutnya, PPKM berlevel akan terus diberlakukan di Indonesia.
"Pemerintah menegaskan akan terus memberlakukan PPKM di wilayah Jawa Bali, melakukan evaluasi setiap minggu," ungkap Luhut, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
"Jadi PPKM adalah alat kita untuk memonitor, kalau dilepas tidak dikendalikan bisa nanti ada gelombang berikutnya," tambahnya.
Dalam penerapan PPKM 6-13 September 2021, Luhut menyebut perkembangan kasus nasional terus menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan dan terus membaik.
Secara spesifik di Jawa Bali, Luhut menyebut kasus Covid-19 turun 96 persen dari titik puncaknya pada 15 Juli 2021 yang lalu.
"Tidak kalah penting kasus aktif turun di bawah 100 ribu, hari ini kasus baru ada 2.577 dan kasus kesembuhan 12.000 lebih, satu progres yang menggembirakan, tapi butuh kehati-hatian," ungkap Luhut.
(*)