Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Jejak Pangeran Mangkubumi di Jenar : Buat Keraton Ing Alaga, Warga Sering Temukan Batu Bata Raksasa

Tidak hanya Surakarta dan Yogyakarta saja, ternyata Kabupaten Sragen dulunya juga pernah ada bangunan keraton.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Pecahan bata berwarna merah raksasa yang diduga merupakan bekas bangunan benteng Keraton Ing Alaga, yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi di Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tidak hanya Surakarta dan Yogyakarta saja, ternyata Kabupaten Sragen dulunya juga pernah ada bangunan keraton.

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, jika keraton di Sragen disebut sebagai Keraton Ing Alaga.

Keraron tersebut yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi atau yang saat ini dikenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I saat bergerilya melawan penjajah Belanda.

Keraton Ing Alaga terletak di Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar.

Dulunya, keraton tersebut berdiri diatas lahan seluas kurang lebih 5 hektar, di mana kini warga desa setempat menyebutnya sebagai tanah keraton.

Baca juga: Wisata Religi Boyolali : Makam Syech Maulana Ibrahim di Kaki Gunung Merbabu

Baca juga: Di Daerah Sragen ini, Warga Percaya Dengarkan Lagu Sinden Bisa Bikin Terjebak di Dunia Lain

Saat ini, tanah keraton di Dukuh Tawang sudah berubah menjadi lahan pertanian dan membentuk cekungan, karena pernah digunakan sebagai tambang galian C.

Sudah tidak ditemukan bekas bangunan keraton di sana, namun sesekali petani dan warga sekitar menemukan bata raksasa berwarna merah yang diyakini bangunan keraton.

Perangkat Desa Kandangsapi, Komar mengatakan keraton tersebut diperkirakan didirikan pada sekitar tahun 1745, ketika Pangeran Mangkubumi keluar dari Kerajaan Surakarta untuk melawan penjajah Belanda.

"Dalam perjalanannya, Pangeran Mangkubumi terlebih dahulu singgah di Pandak Karangnongko, di sana cikal bakal berdirinya Kabupaten Sragen," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (15/9/2021).

Karena Dukuh Pandak Karangnongko dekat dengan jalur lintas provinsi Belanda, akhirnya Pangeran Mangkubumi pindah ke arah utara dan bertemu dengan Kiai Srenggi, mantan panglima Kerajaan Kartasura.

Kemudian perjalanan kembali dilanjutkan, Pangeran Mangkubumi sampailah di sebuah tempat, yang merupakan pertemuan dua sungai, yakni Sungai Sawur dan Bengawan Solo.

"Dan di sinilah, Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi, Pangeran Mangkubumi mendirikan bangunan keraton sementara," singkatnya.

Di keraton tersebut merupakan tempat bertemunya 27 tokoh penting, yang mendukung Pangeran Mangkubumi untuk berperang melawan penjajah Belanda.

Keraton di Dukuh Tawang itu, digunakan sebagai tempat mengumpulkan kekuatan dan membuat strategi untuk melawan penjajah Belanda.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved