Berita Solo Terbaru
Hari Pertama Bioskop di Solo Dibuka, Pengunjung Masih Sepi, Padahal Film yang Diputar Jadi Incaran
Bioskop di Kota Solo yang menjadi wahana melepas penat hingga penghibur penikmat film kembali dibuka, Kamis (16/9/2021).
Penulis: Iqbal Fathurrizky | Editor: Asep Abdullah Rowi
5. Mengikuti protokol kesehatan yang diatur oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Kesehatan.
Meski bioskop sudah diizinkan beroperasi, ada sejumlah bidang yang masih ditutup.
"Untuk tempat hiburan, dan tempat bermain anak yang ada di dalam mall atau pusat perbelanjaan, masih belum diizinkan beroperasi," kata Bupati dalam SE tersebut.
Tempat hiburan yang berada di luar mall seperti tempat karaoke, spa, diskotik, dan wahana bermain masih ditutup.
Baca juga: Ini Potret Korban Arisan Online di Solo Lapor Polisi, Sebut Uangnya Rp 25 Juta Lenyap Entah di Mana
Sementara itu, untuk ketentuan makan di warung makan dan restoran dibatasi 60 menit.
Untuk area publik seperti taman dan tempat wisata yang ada masih ditutup.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, pelonggaran itu diberikan seiring denga status zona Covid-19 Kabupaten Sukoharjo.
"Saat ini kita berada di zona kuning. Meski sudah ada beberapa kelonggaran yang diberikan, tapi kita tetap harus taat protokol kesehatan," jelas dia.
Sukoharjo Disorot Luhut
Angka kematian Covid-19 di Sukoharjo mendapat perhatian khusus dalam konferensi pers virtual penanganan Covid-19 Jawa Bali yang digelar kementerian.
Dilansir dari TribunJateng, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebutkan ada tiga wilayah di Jateng yang mengalami peningkatan angka kematian.
Baca juga: Pemerintah Umumkan PPKM Diperpanjang, Ada Kabar Baik: Bioskop di Daerah Level 2 dan 3 Boleh Buka
“Peningkatan angka kematian di Jateng ada di Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Tegal,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (13/9/2021) petang.
Meski tak menyebutkan angka pasti, Luhut menuturkan, kondisi terebut menjadi catatan penting.
“Ini menjadi peringatan bagi pemerintah, jangan sampai kasus Covid-19 meledak seperti 15 juli lalu,” ujarnya.
Selain tiga wilayah tersebut, ia menyampaikan, progres penurunan angka kasus Covid-19 di Jawa Bali terhitung baik.
“Dalam penerapan PPKM Jawa Bali sejak 6 hingga 13 September, penurunan angka Covid-19 secara nasional sangat baik. Secara nasional angkanya turun 93,9 persen, dan wilayah Jawa-Bali turun 96 persen dibanding 15 Juli lalu,” jelasnya.
Menyoal jumlah kasus aktif di Jawa-Bali, Luhut memaparkan, terjadi penurunan mencapai 100 ribu pada 13 September.
“Untuk kasus baru di angka 2.577, dan angka kesembuhan di Jawa-Bali mencapai 12 ribu lebih,” jelasnya.
Dikatakanya, progres penurunan angka Covid-19 di Jawa-Bali diluar perkiraan pemerintah pusat.
“Meski demikian, kehati-hatian harus tetap dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah percepatan vaksinasi dan implementasi Prokes, yang menurut data masih kurang. Hal itu disebabkan karena uforia penurunan level PPKM di beberapa daerah,” papar Luhut.
Kondisi tersebut menurutnya cukup berbahaya, karena bisa mengundang gelombang Covid-19 berikutnya di tengah gempuran varian delta.
“Nah kondisi ini juga yang terus dipertanyakan masyarakat, kapan PPKM berakhir. Jawabannya di Jawa-Bali PPKM akan diberlakukan terus, hal itu juga akan diberlakukan di luar Jawa-Bali,” kata Luhut.
Ia menerangkan, PPKM menjadi alat untuk memonitor angka Covid-19 untuk bahan melakukan evaluasi guna memberlakukan kebijakan. (*)