Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Kisah Sedih dari Boyolali, Gadis SMA Jadi Tulang Punggung Keluarga: Butuh Tenaga dan Modal

Kisah pilu yang dialami keluarga Pamuji Slamet cukup mengharukan. Putri bungsu itu adalah Heppy Anjarwati warga Dukuh Karang Lor.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
KOMPAS/JITET
Ilustrasi kursi roda. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Kisah pilu yang dialami keluarga di Mojosongo Boyolali cukup mengharukan.

Bagaimana tidak, dari 4 anggota keluarga hanya satu yang meliki fisik sempurna, itupun perempuan, paling bungsu serta masih sekolah.

Putri bungsu itu adalah gadis berusia 16 tahun.

Baca juga: Kisah Pilu Keluarga Cahyo-Wiwin, Bersama 8 Anaknya Tinggal di Tenda HIK, Sudah Tak Mampu Bayar Kos

Baca juga: Kisah Buruh Boyolali Kebingungan Anaknya Kelainan Jantung,Setiap Kali Berobat Bisa Habis Rp 600 Ribu

Untuk itu, butuh uluran tangan dari berbagai pihak agar keluarga itu bisa bertahan serta sang anak tetap bisa melajutkan pendidikannya.

Camat Mojosongo, Tusih Priyanta mengungkapkan, pemerintah Desa Jurug dan Kecamatan Mojosongo terus berupaya mencari cara menolong.

“Kami terus mencari langkah terbaik bersama Pemerintah Desa Jurug untuk menolong Pak Pamuji dan keluarganya,” ujar Camat Mojosongo, Tusih Priyanta, Kamis (16/9/2021).

Setelah ada bantuan kursi roda bagi dua anaknya, maka upaya lain adalah mencarikan bantuan untuk menopang kehidupan sehari- hari.

Baca juga: Napi Lapas Tangerang Masih Pakai Cincin Tunangan saat Ditemukan Tewas Terbakar, Terkuak Kisah Pilu

Langkah ini berhasil dengan cairnya bantuan sosial tunai (BST) program keluarga harapan (PKH).

“Tentu ini tidak cukup, kami berusaha mendapatkan bantuan dari Baznas,” katanya.  

Upaya lain adalah mencarikan beasiswa agar gadis itu tidak kesulitan melanjutkan sekolah.

Baca juga: Kisah Kakek 98 Tahun Tersesat Bawa Kantong Plastik, Ternyata Isinya Uang Rp 150 Juta dan 1/4 Kg Emas

Padahal, bebannya di dalam keluarganya sangat berat. Mengingat kini dia menjadi tumpuan seluruh anggota keluarga.

Kades Jurug, Edi Nugroho menambahkan untuk sementara ini bantuan yang diberikan hanya untuk konsumsi saja.

Namun, hal itu tidak akan menyelesaikan masalah untuk kedepannya. Warganya yang semula memiliki usaha penggilingan padi perlu dihidupkan lagi usahanya.

Supaya keluarganya mendapatkan penghasilan tetap. Beruntung, salah satu anaknya siap menjalankan lagi usaha keluarganya tersebut.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved