Berita Sragen Terbaru
Anehnya Gua di Sragen yang Ada Sejak Penjajahan Belanda Ini, dari Luar Kecil, di Dalam Muat 20 Orang
Pangeran Mangkubumi sempat mendirikan sebuah pemerintah di Desa Pandak, Kecamatan Masaran, yang kini disebut sebagai Kabupaten Sragen.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Menurut Jumali, di dalamnya juga terdapat ukiran bergambar wayang di dinding gua.
"Selain itu, didalam juga ada ukiran bergambar wayang, dan katanya juga ada 2 arca didalamnya," tambahnya.
Untuk membuktikan kebenarannya, pemerintah Desa Gebang belum berani melakukan penggalian gua tersebut.
"Kita masih menggali sejarahnya dulu, jika kita lakukan penggalian diatasnya itu kan akar pohon, takutnya nanti malah rusak," terangnya.
Baca juga: Sederet Fakta Temuan Kerangka Manusia Seperti Bersila di Pantai Parangkusumo, Pakai Celana Olahraga
Oleh masyarakat sekitar, gua tersebut selama ini hanya dibersihkan saja dari daun-daun yang berjatuhan.
Sesekali, juga ada beberapa orang yang bertapa di gua tersebut, sebagai usaha agar mendapatkan pekerjaan.
Jejak Mangkubumi
Tidak hanya Surakarta dan Yogyakarta saja, ternyata Kabupaten Sragen dulunya juga pernah ada bangunan keraton.
Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, jika keraton di Sragen disebut sebagai Keraton Ing Alaga.
Keraron tersebut yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi atau yang saat ini dikenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I saat bergerilya melawan penjajah Belanda.
Keraton Ing Alaga terletak di Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar.
Dulunya, keraton tersebut berdiri diatas lahan seluas kurang lebih 5 hektar, di mana kini warga desa setempat menyebutnya sebagai tanah keraton.
Baca juga: Wisata Religi Boyolali : Makam Syech Maulana Ibrahim di Kaki Gunung Merbabu
Baca juga: Di Daerah Sragen ini, Warga Percaya Dengarkan Lagu Sinden Bisa Bikin Terjebak di Dunia Lain
Saat ini, tanah keraton di Dukuh Tawang sudah berubah menjadi lahan pertanian dan membentuk cekungan, karena pernah digunakan sebagai tambang galian C.
Sudah tidak ditemukan bekas bangunan keraton di sana, namun sesekali petani dan warga sekitar menemukan bata raksasa berwarna merah yang diyakini bangunan keraton.
Perangkat Desa Kandangsapi, Komar mengatakan keraton tersebut diperkirakan didirikan pada sekitar tahun 1745, ketika Pangeran Mangkubumi keluar dari Kerajaan Surakarta untuk melawan penjajah Belanda.