Berita Sragen Terbaru
Kasiat Sendang Tua Putri Cempo di Sambungmacan, Konon Sejak Majapahit, Diyakini Bisa Obati Penyakit
Keberadaan sendang atau sumber air peninggalan masa lampau di Dusun Mojopahit, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tak pernah surut.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Pohon yang doyong ke arah timur itu merupakan tempat tidur Putri Cempo, sedangkan pohon sambi yang satunya merupakan tempat untuk menyimpan baju," jelasnya.
Dalam cerita sejarah, Prabu Brawijaya V dan pasukannya pernah keluar dari kerajaan dan melakukan pelarian menuju Gunung Lawu.
Menurut Mbok Kinem, di situs itulah Prabu Brawijaya dan Putri Cempo bertemu.
"Iya, di sini tempat pertemuan Prabu Brawijaya V dan Putri Cempo, kemudian Putri Cempo tidak ikut ke perjalanan selanjutnya," kata dia.
Mbok Kinem menuturkan, sosok Putri Cempo ialah seorang penari.
Seperti situs zaman dulu, dulu kata dia banyak masyarakat yang datang untuk meminta pesugihan.
Baca juga: Anak Usia di Atas 5 Tahun Boleh Masuk, Mall di Solo Kini Riang Gembira, Pengunjungnya Naik 60 Persen
Namun, dengan perkembangan zaman, semakin jarang orang yang datang utuk hal itu.
"Selain pohon sambi, juga ada sendang Putri Cempo yang kini airnya masih mengalir," aku dia.
Jejak Majapahit di Sragen
Mitos orang Sunda tak boleh menikah dengan orang Jawa masih melekat pada sebagian kelompok.
Kepercayaan itu muncul setelah Perang Bubat yang terjadi pada tahun 1357 pada abad ke-14.
Perang tersebut terjadi karena adanya perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit (Jawa), dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Padjajaran (Sunda).
Akibat peperangan tersebut, mengakibatkan banyak korban berjatuhan, terbanyak dari rombongan kerajaan Padjajaran.
Sejak saat itu, ada mitos tak akan langgeng pernikah antara Sunda dengan Jawa.

Namun mitos itu terpatahkan oleh keberadaan 2 dusun di Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.