Berita Sragen Terbaru
Kasiat Sendang Tua Putri Cempo di Sambungmacan, Konon Sejak Majapahit, Diyakini Bisa Obati Penyakit
Keberadaan sendang atau sumber air peninggalan masa lampau di Dusun Mojopahit, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tak pernah surut.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Sehingga, dulu orang berbondong-bondong datang ke Sendang Putri Cempo untuk mengambil air dengan digunakan untuk minum atau mandi.
Hingga kini, masih banyak orang yang datang, dengan harapan bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
Baca juga: Fakta Lain Kereta Vs Mobil di Sragen, Setelah Lolos dari Kereta Lain, Pasutri Tertabrak KA Gajayana
"Ada orang Jenar, badannya melepuh, sudah keliling ke mana-mana kemudian datang ke tempat saya, minta didoakan," terangnya.
"Kemudian saya mandikan dengan air sendang tersebut, tiga hari kemudian dia datang ke sini, lukanya sudah kering," tambahnya.
Meski begitu, menurut juru kunci Sendang Putri Cempo Mbok Kinem, terdapat beberapa pantangan, apabila ada warga yang ingin mengambil air dari sendang Putri Cempo.
Pantangan tersebut yakni air yang diambil tidak boleh dimasak, serta saat mandi tidak boleh memakai sabun, dan jumlah siraman harus ganjil.
"Karena air sendang itu alami, sedangkan sabun kan buatan manusia, jadi jangan dicampurkan," ucap dia.
Situs Sambi Galuh
Di Dusun Mojopahit, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen terdapat Situs Sambi Galuh.
Situs tersebut ada di atas bukit yang ditandai dengan adanya beberapa jenis pohon yang konon berusia ratusan tahun.
Di situs Sambi Galuh terdapat dua pohon Sambi, Pohon Asem, Pohon Randu, dan Pohon Kepoh.
Kini, pohon tersebut diberi pagar sebagai pembatas.
Baca juga: Warga Boyolali Keluhkan Konvoi & Kebut-kebutan di Jalan Solo-Semarang, Polisi Akui Kucing-kucingan
Baca juga: Jejak Sejarah Majapahit & Padjajaran di Sragen : Ada Dukuh Keturunan Jawa & Sunda Hidup Berdampingan
Nampak, pohon-pohon tersebut menjulang tinggi, dengan daun yang rimbun.
Juru Kunci Situs Sambi Galuh, Mbok Kinem (81) mengatakan situs berhubungan erat dengan Kerajaan Majapahit.
"Zaman keraton itu namanya Punden Sambi Galuh, dulu digunakan sebagai tempat istirahat Putri Cempo (Istri Prabu Brawijaya V)," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (11/10/2021).
Di situs tersebut, berdiri dua pohon sambi yang sudah berumur ratusan tahun.