Berita Persis Solo
Romantika Derby Mataram Persis vs PSIM : Dua Rival Panas itu Ternyata Awalnya Saling Tolong
Derby Mataram Persis Solo vs PSIM Yogyakarta memang panas. Tapi, siapa sangka, hubungan poros Solo - Jogja dalam sepakbola, awalnya terjalin mesra.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Derby Mataram antara Persis Solo dan PSIM Jogja tersaji Selasa (12/10/2021) sore ini.
Rivalitas panas poros Solo - Jogja, tak hanya terjadi dalam sejarah pecahnya Kerajaan Mataram dan bagi-bagi daerah kekuasaan antara Raja Jawa.
Baca juga: Sisi Lain Derby Mataram Persis Solo vs PSIM Jogja : Duel 2 Sahabat Eks Pelita Solo, Idola Pasoepati
Tapi juga di lapangan sepak bola.
Ya, entah bagaimana awalnya, hubungan Persis Solo dan PSIM Yogyakarta memang panas.
Tak kalah panas dari Persija - Persib, atau Persebaya - Arema.
Dari gesekan antar suporter, menjadi hubungan emosional yang menjalar ke tim dan pemain.
Tapi, siapa sangka, hubungan poros Solo - Jogja dalam sepakbola, awalnya terjalin begitu mesra.
Ya, Persis Solo dan PSIM pada masanya adalah dua tim bersahabat.
Mereka kerap tolong menolong.
Keromantisan dua klub tersebut, satu diantaranya terjadi saat era kompetisi perserikatan.
Semua berawal lebih kurang di tahun 1935, dua tahun setelah Stadion Sriwedari diresmikan R NG Reksodiprojo.
Sebelum masuk ke sana, mungkin tidak ada salahnya menyinggung sedikit soal kehadiran Stadion Sriwedari.
Toh, stadion itulah yang jadi saksi keromantisan Persis Solo dan PSIM Jogja.
Dilansir dari Juara, kelahiran Stadion Sriwedari tidak bisa dilapaskan dari keterlibatan Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) X.
Pada tahun 1932, keinginan penguasa Keraton Solo tersebut untuk memiliki stadion berkelas internasional muncul.