Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Persis Solo

Romantika Derby Mataram Persis vs PSIM : Dua Rival Panas itu Ternyata Awalnya Saling Tolong

Derby Mataram Persis Solo vs PSIM Yogyakarta memang panas. Tapi, siapa sangka, hubungan poros Solo - Jogja dalam sepakbola, awalnya terjalin mesra.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com / Official Persis Solo / Official PSIM Jogja
Kolase Foto : Skuad Persis Solo musim 2021/2022 (atas), dan Skuad PSIM Jogja musim 2021/2022 (bawah). 

Pemicunya, klub-klub lokal kurang leluasa memakai lapangan-lapangan yang ada di Solo. 

Mereka 'cuma' bisa memakai lapangan depan Istana Pura Mangkunegaran, serta alun-alun utara dan selatan Keraton Kasunanan Surakarta.

Kondisi itu membuat PB X memerintahkan utusannya untuk menyelesaikan transaksi pembelian tanah di sebelah barat Taman Sriwedari.

Perencanaan stadion dipercayakan kepada Mr Zeylman dengan menghabiskan biaya sebesar 30 ribu gulden.

Pada tahun 1933, Stadion Sriwedari berdiri megah dan diresmikan R NG Reksodiprojo.

Selang dua tahun setelah diresmikan, Persis Solo perlahan moncer. 

Penandanya, gelar juara Kampeonturnoi PSSI 1935 yang dimenangkan skuad yang diperkuat Raden Mas Maladi cs.

Dan di tahun itu pulalah, romantisme Persis Solo dan PSIM Jogja bermula. 

Pemerhati Sepak Bola Surakarta, Ardian Nur Rizki, mengatakan, meski dua klub tersebut saling beradu gengsi, ada momen mereka tetap sudi berkolaborasi.

"Meski bersaing sengit dan saling beradu gengsi, kedua tim tetap sudi berkolaborasi demi kepentingan yang lebih mulia, yaitu muruah sepak bola Indonesia dan perjuangan bangsa Indonesia terhadap Belanda," kata Ardian kepada TribunSolo.com.

PSIM Jogja pernah membantu Persis Solo ketika pengurus Laskar Sambernyawa dipermalukan orang-orang Hindia Belanda.

Itu bermula saat PSSI-nya Hindia Belanda, Nederlandsche Indie Voetbal Bond (NIVB) mengajak Persis Solo melakukan laga eksibisi. 

"Setelah adanya Stadion Sriwedari, sepak bola Solo mulai menggeliat, juga prestasi Persis Solo. Animo khalayak terhadap sepakbola di Kota Solo saat itu luar biasa," ucap Ardian.

Singkat kata, publik mulai simpatik dengan Persis Solo.

Ingat pula, sejarah berdirinya Persis Solo berawal dari tim pribumi yang merasa dianaktirikan oleh tim-tim bentukan Sinyo Belanda.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved