Berita Klaten Terbaru
Air Mata di Balik Senyum Badut Alun-alun Klaten : Malu Dibuang, Ada Anak Istri yang Diperjuangkan
Kisah tentang Syafizal, pria yang bertahan hidup menafkahi keluarga dengan enjadi badut di Alun-alun Klaten.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Syafizal, mengaku menjadi badut di Alun-alun Klaten, karena pandemi merenggut pekerjaannya sebagai sopir truk.
Syafizal pun jarang dapat panggilan untuk menjalankan truk.
Dapur harus tetap ngebul, ia pun memutuskan untuk bekerja sebagai badut keliling di Kabupaten Klaten.
Masuk kampung keluar kampung.
Setiap Sabtu, ia berkeliling di Alun-alun Klaten.
"Karena pandemi, banyak yang akhirnya dinonaktifkan dan berhenti bekerja sementara, oleh karena itu, pekerjaan ini yang saya pilih untuk bertahan," kata Syafizal.
Baju badut itu rupanya bukan miliknya.
Ia menyewanya.
Harganya, Rp 50 ribu sehari.
Sementara penghasilannya sebagai badut, bila ia mujur, bisa mendapat Rp 150 Ribu per hari. (*)
Rekomendasi untuk Anda