Berita Solo Terbaru
Ada Klaster PTM di Solo, Jubir Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro Nilai Anak Kurang Disiplin Prokes
Ada Klaster PTM di Solo, Jubir Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro menilai antisipasi sekolah kurang maksimal
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Tri Widodo
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kekebalan komunal pelajar khususnya anak dibawah 12 tahun belum terbentuk.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Solo pun menimbulkan klaster penyebaran Covid-19.
Baca juga: Tak Boleh Ditawar, Tes Uji Covid-19 Bagi Siswa dan Guru Imbas Klaster PTM di Solo, Wajib Pakai PCR
Baca juga: Tidak Ada Klaster Covid-19 Selama PTM Solo Digelar, Gibran Sebut Jam Belajar Bisa Diperpanjang
Melihat kasus itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr Reisa Broto Asmoro menilai antisipasi sekolah dengan penerapan 3 T Testing, Trecking dan Treatment kurang maksimal.
Selain itu, juga kurangnya pendisiplinan anak terhadap penerapan protokol kesehatan (Prokes) ketat.
" Saya lihat sendiri banyak di lingkungan anak-anak tidak pakai masker. Prokes harus dibiasakan," ujarnya kepada Tribunsolo.com, Sabtu (23/10/2021).
Menurut Reisa, orang-orang dewasa di sekitar anak-anak tersebut yang harus lebih memperhatikan penerapan prokes anak-anak disekitarnya.
Lalu, orang dewasa juga harus sudah melakukan vaksinas lengkap sebagai upaya melindungi diri sendiri dan anak-anak.
" Orang-orang di sekitarnya (anak-anak) harus sudah divaksin. Itu menjadi perlindungan bagi anak, karena anak dibawah 12 tahun belum bisa vaksin," ujarnya.
Pasalnya, Indonesia saat belum bisa menerapkan vaksinasi terhadap anak dibawah 12 tahun tersebut.
Baca juga: Siswa Terjangkit Covid-19 saat PTM di Solo, Pihak Sekolah Menduga Tertular di Luar, Begini Temuannya
Lantaran, lanjutnya, belum ada penelitian klinis untuk vaksinasi anak dibawah 12 tahun.
"Menunggu penelitian yang memandai sesui standar. Doakan semoga (Vaksin anak dibawah 12 tahun) segera bisa tersedia," ujarnya.
Klaster PTM di Solo
Kabar sedih muncul di tengah kegembiraan publik Kota Solo menyambut hari pertama PTM atau pertemuan tatap muka semua kelas sekolah dasar, Senin (18/10/2021) hari ini.
Pemerintah Kota Solo mengabarkan, dari hasil pemeriksaan di beberapa sekolah, ada temuan sejumlah siswa SD peseta PTM yang positif Covid-19.
Baca juga: Daftar SD di Solo yang Jadi Klaster Covid-19, Hasil Swab Test Sementara Ada 28 Siswa Terpapar Virus
Kabar itu disampaikan oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.
Munculnya klaster SD ini merupakan pertama kalinya terjadi, sejak PTM dimulai pada 2 September 2021 lalu.
Total ada 4 SD yang terpaksa ditutup dan dihentikan sekolah tatap mukanya, di antaranya di SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren dan SD Semanggi Lor.
Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa pun membenarkan adanya klaster Covid-19 di SD lantaran para siswa terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga: Ternyata Gibran yang Minta Antigen Massal Usai Guru Tak Pakai Masker : Bukan untuk Menakut-nakuti
Baca juga: Tidak Ada Klaster Covid-19 Selama PTM Solo Digelar, Gibran Sebut Jam Belajar Bisa Diperpanjang
"Setelah ditracing, ditemukan ada kasus positif di SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren, SD Semanggi Lor," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Senin (18/11/2021).
Hanya saja, lanjut Teguh, hasil tracing dan hasil swab PCR yang sudah didapatkan adalah SD Kristen Manahan di Kecamatan Banjarsari itu.
Sementara, di 3 SD lain, belum tentu banyak siswa yang ikut tertular.
"Memang banyak siswa dari luar kota di SD Kristen Manahan," terang dia.
"Jumlah awal ada 3 siswa, setelah ditracing 28 siswa yang positif Covid-19," ujarnya membeberkan.
Dia menambahkan, untuk hasil sejumlah SD yang lain masih menunggu.
Sementara imbas klaster, maka tatap muka diganti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Ditutup selama 1 bulan," tutur dia.
"Sekolah lain yang lakukan PTM tetap jalan, hanya yang sekolah yang ditemukan kasus positif Covid-19 yang ditutup," ujarnya.
Gibran Putuskan tetap Lanjut
Sementara, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebutkan setelah penemuan klaster Covid-19 ini, sekolah yang bersangkutan akan ditutup 1 bulan.
"Tadi sudah dirapatkan dengan Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda), ya nanati yang temuan akan kami tutup sementara," ujarnya kepada Tribunsolo.com.
Meski demikian, ia menekankan, saat ini PTM di Kota Solo harus tetap berjalan.
"PTM tetap jalan terus, mau tidak mau harus berdampingan dengan Covid-19 kesadarannya harus ditingkatkan," ujarnya. (*)